Jika Ditinggalkan Maka Kekejian akan tersebar dan Mendatangkan Murka Allah

Nasihat adalah perkara agung agung dalam agama Islam tetapi kita dapati hal ini hampir menghilang diantara kaum muslimin.

Kenapa?

Karena banyak yang memahami nasihat dengan pemahaman yang salah.

Bahkan banyak yang memahami dengan pemahaman yang terbalik.

Nasihat dianggap termasuk mencampuri kebebasan individu.

Sehingga banyak yang meninggalkan nasihat karena takut dianggap mencampuri urusan orang lain.

Betapa banyak tersebar keburukan dan penyimpangan dan didiamkan dengan alasan kebebasan.
Allah Akan Muliakan Umat Ini

Beginilah kalau yang diutamakan adalah mencari ridha manusia meskipun diatas kemurkaan Allah.

Sebagian orang meninggalkan nasihat karena merasa tidak pantas memberi nasihat.

Merasa dirinya masih banyak kekurangan dan kesalahan.

Syaitan memberi was-was dalam dirinya

“Aku yang lebih utama dinasihati kenapa Aku menasihati orang lain?”

Dia juga takut nanti kalau menasihati kemudian yang diberi nasihat malah membalikkan ucapannya.

Sebab lain diremehkannya perkara nasihat adalah karena adanya sebagian orang yang menyampaikan nasihat dengan cara yang salah.

Seperti nasihat yang disertai kata-kata kotor atau secara terang-terangan padahal bisa dengan cara tersembunyi.

Hal ini juga yang menyebabkan yang dinasihati berpaling dari kebenaran karena merasa direndahkan dan disebar kejelekannya.

Jika nasihat-menasihati telah ditinggalkan diantara kaum muslimin maka keburukan dan kekejian pun semakin tersebar.

Jika sudah demikian maka rusaklah masyarakat.

Lalu, dimana gambaran sempurnanya masyarakat islami?

Bukankah Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

“Seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya” [HR Bukhari dalam Adabul Mufrad].

Dimana perasaan tanggung jawab dalam hal ini?

Belumkah sampai kabar tentang sahabat Jarir bin Abdillah saat beliau berkata

“Aku membaiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk menegakkan sholat, membayar zakat dan menasihati setiap muslim” [HR Bukhari 57 dan Muslim 56].

Apakah kaum muslimin telah lupa bahwa mulianya mereka karena adanya saling menasihati diantara mereka yaitu dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Allah Ta'ala berfirman,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110)
يحيى الاندونيسي:

Tidak ada komentar: