Pelajarilah ilmu sebelum ilmu itu dicabut

Disadari atau tidak, hiruk pikuk sosial media acapkali melalaikan banyak orang dari ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang dapat mengantarkan mereka kepada ma'rifatullah (mengenal Allah), ma'rifatu nabiyyih (mengenal Nabi-Nya), ma'rifatu dinil Islam bil adillah (mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalilnya).

Kenyataannya orang lebih berselera mengikuti berita-berita politik, isu-isu sosial, nasional maupun internasional, atau bahkan debat kusir yang katanya dalam rangka membela Islam dan kaum Muslimin. Semua itu diekspresikan atasnama persatuan. Sedangkan ilmu yang bermanfaat porsinya sangat sedikit, bahkan lebih sedikit dari urusan makan dan minum sehari-hari. Lalu sebetulnya pembelaan apa yang sedang diperjuangkan dan persatuan model apa yang ingin diwujudkan?
Pelajarilah ilmu sebelum ilmu itu dicabut

Padahal mempelajari ilmu yang bermanfaat adalah kewajiban utama, ibadah yang paling agung dan pokok dari segala urusan. Al-Hafidzh Ibnu Rojab menjelaskan:

فالعلم النافع هو : ضبط نصوص الكتاب والسنة ، وفهم معانيها ، والتقيد في ذلك بالمأثور عن الصحابة والتابعين وتابعيهم في معاني القرآن والحديث ، وفيما ورد عنهم من الكلام في مسائل الحلال والحرام ، والزهد والرقائق والمعارف وغير ذلك 
"Ilmu yang bermanfaat hakikatnya menjaga dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah, memahami kandungan maknanya dengan benar, mengikatnya dengan atsar shohabat, tabi'in, dan tabi'it tabi'in dalam mengkaji makna Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta mempelajari riwayat dari mereka mengenai ucapan mereka baik dalam masalah halal harom, zuhud, kelembutan, maupun ilmu-ilmu yang lain." (Fadhlu 'Ilmis Salaf 'ala 'Ilmil Kholaf hal. 45)

Maka yang dimaksud ilmu yang bermanfaat adalah ilmu syar'i yang manfaatnya dunia akhirat. Manfaat bagi penyandang ilmu dan manfaat pula bagi orang yang diajarkan. Ilmu-ilmu pengetahuan yang ada kedudukannya di bawah ilmu syar'i agar tidak mengundang kerusakan. Maka manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat sebelum ilmu itu Allah cabut. Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata:

“Pelajarilah ilmu sebelum ilmu itu dicabut dan dicabutnya ilmu itu dengan diwafatkannya para Ulama. Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh seseorang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syahid dia berangan-angan dibangkitkan sebagai Ulama karena mengetahui kemuliaan mereka. Dan sesungguhnya seseorang itu tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu sedangkan meraih ilmu itu hanyalah dengan belajar." (Miftah Daris Sa’adah 1/397)
_____

Fikri Abul Hasan
https://t.me/manhajulhaq

Tidak ada komentar: