Tetap Hidup walau berlapis zaman berlalu

Kerapkali kita bertemu dengan orang yang masih hidup tetapi telah mati, karena telah mati semangat hidupnya.

Dan kerapkali pula kita bertemu dengan orang yang telah lama mati padahal dia masih hidup, karena semangat perjuangannya tidak pernah mati. (Hamka/Lembaga budi:152)

Muslim yang berjiwa besar saat melihat kaumnya dikhianati masa, dahulu mulia sekarang hina, dahulu memerintah dunia, sekarang dibawah kuasa orang beragama lain, dahulunya menjadi ahli budi, sekarang menjadi umat yang binasa, maka hatinya tak senang lagi, hidupnya tak senang diam.
Tetap Hidup walau berlapis zaman berlalu

Dia tidak akan berhenti berusaha sebelum umatnya kembali kepada kemuliaan sedia kala, dia akan berusaha sekuat tenaga sampai cita-citanya berhasil. Dan kalau belum berhasil, sedang ia lekas mati, akan dipesankan kepada anak cucunya, menyuruh menyambung pekerjaan itu.

Dia hanya menuju satu tujuan, yaitu kemuliaan umatnya. Di dalam menuju tujuan tersebut dua hal yang harus dilaluinya.

Pertama, berhasil dan dia sendiri yang memegang bendera kemenangan. Kedua, mati dalam perjuangan dengan pedang di tangan.

Mati dengan cara demikianlah yang semulia-mulia mati dalam pandangan orang beragama. (Hamka / Tasawuf Modern : 112)

Hidup ini adalah perjuangan, perjuangan membela agama karna hidup tanpa agama tiada maknanya, dengan agamalah manusia menyembah Sang Pencipta dan itulah tujuan hidup ini.

Seseorang akan tetap hidup karna jasanya untuk generasi berikutnya, karna jejak perjuangannya yang melahirkan jalan bagi pejuang selanjutnya, karna dakwahnya menyusup kedalam dada manusia, karna karyanya tetap bermanfaat walau berlapis zaman berlalu.

Siapa yang ingin hidup dengan umur yang panjang dan memetik pahala dari benih usahanya maka jalan terbentang, tinggal melangkahkan kaki!

(Rail / Nilai sebuah impian : ...)

Tidak ada komentar: