Bismilaah, dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Belum lama ini, ditemukanlah oleh kaum manusia, bahwa ada barisan gunung yang indah berwarna-warni, di wilayah negeri Tiongkok (Cina) bagian barat. Sungguh indah, mencengangkan, mungkin tak terbayangkan sebelumnya bahwa ada barisan pegunungan yang demikian. Bahkan orang menyebutnya, 'Gunung Pelangi' ini, sebagai: Keajaiban Alam, Kekayaan Alam.
Namun sunguh ternyata hal ini telah diberitahukanNya, di firmanNya, hampir 1500 tahunan lalu. Firman yang disampaikanNya
melalui seorang lelaki dari keturunan Rosuululloh Ibrahim - 'alaihis salaam - yang hidup di padang pasir jazirah Arab yang luas, ribuan kilometer dari lokasi gunung berwarna-warni itu.
Beliau bernama Rosuululloh Muhammad, shollollohu 'alaihi wa sallaam. Beliaulah nabi dan rosul terakhir dari 124.000 nabi dan rosul sejak awal jaman. Beliau memberitahukan pesan petunjuk jalan untuk jaminan ke-salaamah-an, keselamatan, dari Tuhan.
Maka itu adalah Keajaiban (dari) Allah, Kekayaan (milik) Allah. Bukan dari dan milik Alam, yang adalah ciptaanNya. Lebih tepatnya, kiranya, adalah kekayaan Allah, milik Allah, yang diletakanNya di Alam ciptaanNya.
Maka sungguh, apakah kita sampai hati nanti menyiksai tubuh kita di Neraka, karena menolak pesan cinta kasih-sayang dariNya? Yang bahkan telah mengasihi kita sejak dulu, sejak kita bahkan belum mampu menyadari itu?
Karena durhaka? Karena kafir? TerhadapNya?
Tentu tidak.
Dan masih ada waktu, bagimu dan bagiku yang membaca ini, untuk memperbaiki diri. Menyiapkan diri menuju perjalan berikutnya: melalui fase kematian, alam barzakh, dan dibangkitkanNya untuk menemuiNya, menyampaikan kepadaNya tentang apa saja yang telah kita lakukan di DuniaNya ini. Dan menerima keputusanNya Yang Maha Adil.
Simaklah, Allah sungguh telah berfirman:
Belum lama ini, ditemukanlah oleh kaum manusia, bahwa ada barisan gunung yang indah berwarna-warni, di wilayah negeri Tiongkok (Cina) bagian barat. Sungguh indah, mencengangkan, mungkin tak terbayangkan sebelumnya bahwa ada barisan pegunungan yang demikian. Bahkan orang menyebutnya, 'Gunung Pelangi' ini, sebagai: Keajaiban Alam, Kekayaan Alam.
Namun sunguh ternyata hal ini telah diberitahukanNya, di firmanNya, hampir 1500 tahunan lalu. Firman yang disampaikanNya
melalui seorang lelaki dari keturunan Rosuululloh Ibrahim - 'alaihis salaam - yang hidup di padang pasir jazirah Arab yang luas, ribuan kilometer dari lokasi gunung berwarna-warni itu.
Beliau bernama Rosuululloh Muhammad, shollollohu 'alaihi wa sallaam. Beliaulah nabi dan rosul terakhir dari 124.000 nabi dan rosul sejak awal jaman. Beliau memberitahukan pesan petunjuk jalan untuk jaminan ke-salaamah-an, keselamatan, dari Tuhan.
Maka itu adalah Keajaiban (dari) Allah, Kekayaan (milik) Allah. Bukan dari dan milik Alam, yang adalah ciptaanNya. Lebih tepatnya, kiranya, adalah kekayaan Allah, milik Allah, yang diletakanNya di Alam ciptaanNya.
Maka sungguh, apakah kita sampai hati nanti menyiksai tubuh kita di Neraka, karena menolak pesan cinta kasih-sayang dariNya? Yang bahkan telah mengasihi kita sejak dulu, sejak kita bahkan belum mampu menyadari itu?
Karena durhaka? Karena kafir? TerhadapNya?
Tentu tidak.
Dan masih ada waktu, bagimu dan bagiku yang membaca ini, untuk memperbaiki diri. Menyiapkan diri menuju perjalan berikutnya: melalui fase kematian, alam barzakh, dan dibangkitkanNya untuk menemuiNya, menyampaikan kepadaNya tentang apa saja yang telah kita lakukan di DuniaNya ini. Dan menerima keputusanNya Yang Maha Adil.
Simaklah, Allah sungguh telah berfirman:
🌺اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً ۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ؕ وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌۢ بِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ
Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya?
Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah, yang beraneka macam warnanya, dan ada (pula) yang hitam pekat.
(QS. Fatir: Ayat 27)
Dan ingatlah bahwa Rosululloh - shollollohu’alaihi wa sallam - bersabda:
Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah, yang beraneka macam warnanya, dan ada (pula) yang hitam pekat.
(QS. Fatir: Ayat 27)
Dan ingatlah bahwa Rosululloh - shollollohu’alaihi wa sallam - bersabda:
🌸«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada Hari Kiamat sampai dia ditanyai (dimintai pertanggungjawaban) tentang: (1) umurnya, ke mana dihabiskannya, (2) tentang ilmunya, bagaimana dia mengamalkannya, (3) tentang hartanya, dari mana diperolehnya dan (4) ke mana dibelanjakannya, serta (5) tentang tubuhnya, untuk apa digunakannya”
HR at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434), dishohihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam “as-Shohiihah” (no. 946) karena banyak jalurnya yang saling menguatkan.
Maka janganlah sampai lupa untuk selalu berusaha meneladani Rosuululloh Muhammad - shollollohu 'alaihi wa sallaam, dan 3 generasi golongan yang diberitahukannya kepada kita dapat menjadi teladan benar, dijamin Allah, yakni generasi Shahabah Nabi, generasi Tabi'iin, dan generasi Tabi'ut Tabi'iin.
Semurni mungkin.
Ingatlah, ini memang sudahlah di masa Akhir Jaman.
HR at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434), dishohihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam “as-Shohiihah” (no. 946) karena banyak jalurnya yang saling menguatkan.
Maka janganlah sampai lupa untuk selalu berusaha meneladani Rosuululloh Muhammad - shollollohu 'alaihi wa sallaam, dan 3 generasi golongan yang diberitahukannya kepada kita dapat menjadi teladan benar, dijamin Allah, yakni generasi Shahabah Nabi, generasi Tabi'iin, dan generasi Tabi'ut Tabi'iin.
Semurni mungkin.
Ingatlah, ini memang sudahlah di masa Akhir Jaman.
Janganlah sampai salah memilih barisan.
Janganlah sampai menyesal dan malu saat menghadap Tuhan.
Sungguh, umur pastilah berkesudahan.
Maa syaa Allah, walhamdulillaah.
Abu Taqi Mayestino
Janganlah sampai menyesal dan malu saat menghadap Tuhan.
Sungguh, umur pastilah berkesudahan.
Maa syaa Allah, walhamdulillaah.
Abu Taqi Mayestino
Tidak ada komentar: