KLARIFIKASI TENTANG APLIKASI NAKHTIM

Pertanyaan:

Bismillah..

'afwan ustadz, ini pertanyaan penting karena sudah banyak yang menggunakan..

Ada sebuah aplikasi untuk membaca 1 ayat alquran setiap kali menghidupkan layar hp, aplikasi nakthim.

Apakah diperbolehkan menggunakan aplikasi tsb ustadz? Apakah hal tsb termasuk bid'ah?

Jawaban:

Kami tanyakan masalah ini kepada Syaikh Walid Saifun Nashr hafizhahullah melalui Whatsapp:

Teks pertanyaan:

هناك برنامج جوالي يسمى "نختم" لترغيب الناس إلى قرأة القرأن. كلما يفتح الرجل جواله ظهرت له أية ليقرأه, إذا يفتح مرة أخرى ظهرت أية تالية، و هكذا حتى يختمه.
مه العلم أن كثير من الناس غفل عن القرأن لأجل جوالتهم. و يزعم المبرمج أن هذه البرنامج يذكر الناس القرأن. كيف قرأة القرأن بهذه الطريقة؟ أفيدونا مأجورا
"Ada aplikasi handphone yang bernama 'nakhtim' untuk memotivasi orang membaca Al Qur'an. Setiap kali seseorang membuka HP, akan muncul satu ayat untuk dibaca, ketika ia buka HP lagi akan muncul ayat setelahnya, demikian seterusnya hingga ia mengkhatamkannya. Tentu saja kita ketahui bersama banyak orang lalai dari membaca Al Qur'an gara-gara HP-nya, dan pembuat aplikasi ini beranggapan bahwa aplikasi ini dapat mengingatkan orang untuk membaca Al Qur'an. Namun bagaimana hukum membaca Al Qur'an dengan metode demikian? Mohon beri faidah kepada kami semoga anda mendapat ganjaran kebaikan"

KLARIFIKASI TENTANG APLIKASI  NAKHTIM

Beliau menjawab:

أتوقع أن هذا من البدع ولو أن رجلا كلما دخل بيتا أو خرج منه ذكره أحد بتلاوة آية مثلا أو بذكر خاص لكان هذا الفعل بدعة والتلاوة تحتاج إلى استعاذة واستعداد وحضور قلب واستجماع نية وقد تحتاج إلى خلوة مع تدبر وخشوع وغير ذلك لذا نرى أن هذا العمل غير مشروع والأصل في العبادات التوقيف والأصل فيها المنع وإن كان القصد حسنا
"Saya menganggap ini merupakan kebid'ahan. Misalnya, andaikan ada seseorang yang ketika masuk rumah atau keluar rumah ada orang lain yang tugasnya mengingatkan ia satu ayat Al Qur'an atau mengingatkan suatu dzikir tertentu, maka ini bentuk kebid'ahan.

Tilawah Al Qur'an itu butuh isti'adzah, butuh persiapan diri, butuh kehadiran hati, dan butuh mengumpulkan niat dalam hati. Dan terkadang juga butuh khulwah (bersendirian). Juga disertai tadabbur dan kekhusyukan.

Oleh karena itu, kami berpandangan amalan yang demikian tidaklah disyari'atkan. Dan hukum asal ibadah adalah at tauqif (tidak dilakukan hingga ada dalil). Dan hukum asal ibadah juga al man'u (terlarang, hingga ada dalil). Walaupun niatnya baik"

Wallahu a'lam.

Dijawab oleh ustadz Yulian Purnama hafidzahullah
Di grup muslimah.or.id

Tidak ada komentar: