Nasehat kepada Saudaraku Juru Dakwah!

Bila dalil telah habis, maka srudukan tanduklah yang akan (mereka -pen) digunakan. (Ustadz DR Muhammad Arifin Badri)

Banyak dari teman teman penceramah yang perlu digugah agar terbangun dari lamunan panjangnya.

Betapa tidak, banyak dari kawan kawan pendakwah yang nampaknya dibuai mimpi panjang.

Banyak dari teman teman pendakwah yang merasa memiliki dalil yang valid alias shahih dan pandai menggunakan dalil, dengan ringannya mendobrak dan mengkritisi praktek amaliah sekte atau aliran lainnya.

Banyak dari teman teman pendakwah yang mengira bahwa runtuhnya dalil orang lain, berarti terbuka pintu hatinya dan langsung berbesar hati menerima dakwahnya dan sekejap menjadi kawan sejatinya.

Nasehat kepada Saudaraku Juru Dakwah!

Tidak semudah itu sobat, urusan keyakinan adalah urusan hidayah, jadi kalau saudara meyakini apa yang saudara sampaikan adalah benar maka sadarilah bahwa hati audiens anda ada di Tangan Allah Ta'ala. Hanya Allah Ta'ala yang kuasa membuka pitu hati mereka untuk menerima kebenaran yang saudara serukan.

Allah Ta'ala berfirman:

‎إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Al Qashash 56)

Sobat, sadarilah bahwa sepanjang masa, setiap kali dalil dan argumentasi orang yang menyimpang dari kebenaran berhasil diruntuhkan, maka akan banyak dari mereka yang menempuh jalur anarkis, merasa kebakaran kumis, marah, dan mengamuk alias menggunakan kekuatan untuk melawan kebenaran, terlebih bila mereka adalah mayoritas atau memiliki kekuatan.

Ingat, setelah Nabi Ibrahim berhasil meruntuhkan dalil dan alasan ayahnya yang menyembah berhala, dan menegakkan bukti bukti keagungan Allah, simak tanggapan ayahnya:

‎قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْراهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (Maryam 46)

Dan simak pula tanggapan orang orang musyrikin kepada para Rasul yang diutus kepada mereka:

‎قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami". (Yasin 18)

Karena itu, para ulama' terdahulu tidak gegabah mendebat ahlul batil, apalagi perdebatan terbuka, salah satu alasannya ialah perdebatan terlebih yang dilakukan secara terbuka berpotensi mengobarkan amurka ahlul batil dan membuka pintu bagi mereka untuk bersikap anarkis.

Dunia online atau medsos juga serupa dengan forum terbuka, bahkan dari satu sisi jauh lebih terbuka bila dibanding dengan debat offline di satu ruangan publik atau masjid jami' misalnya. Karena perdebatan online akan terdokumentasikan, dan secepat kilat viral ke semua orang.

Waspadailah, perdebatan terbuka, baik melalaui media online atau offline, on air atau off air. Selektiflah bila anda merasa mampu beradu argumentasi dan jangan obral debat, perhitungkan untung ruginya, agar anda tidak membangkitkan singa tidur atau melukai banteng.

Nampaknya penggunaan tanduk atau bahkan ada upaya keras untuk meminjam tanduk raja telah dekat saatnya.

Semoga Allah menjauhkan ummat Islam dari keburukan dan makar musuh musuhnya, amiin ya rabbal 'alamin.

Tidak ada komentar: