Nikmat Masih Banyak, Mengapa Masih Juga Mengeluh?

Ada seorang lelaki mendatangi Yunus bin Ubaid untuk mengadukan kesulitannya dalam hidup, dan kondisinya yang terjepit, dan ia merasa gundah dengan semua itu. Yunus menanggapinya dengan bertanya,

“Apakah engkau suka bila penglihatanmu dibeli dengan harga seratus ribu dirham ?” Ia menjawab, “ Tentu tidak.”

"Bagaimana kalau pendengaranmu ?” ia menjawab, “Juga tidak.”

"Bagaimana dengan lidahmu ?” Tanya beliau lagi. Ia menjawab, “Juga tidak.”.

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana kalau dengan otakmu ?” “Juga tidak. Meskipun sedikit.” Jawabnya.
Mengapa Masih Juga Mengeluh

Kemudian beliau mengingatkan dirinya akan nikmat-nikmat Allah yang lain. Setelah itu Yunus menandaskan, “Aku melihat engkau memiliki (nilai) beratus-ratus ribu dirham, tetapi engkau masih juga mengeluh ?” (Siyar A’lam an-Nubala’, 6/292)

Sungguh benar firman-Nya,
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا [المعارج : 19 - 21]
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir. (Qs. A-Ma’arij : 19-21)
--------🌴🌴🌴--------

Al-Sofwa Channel | www.alsofwa.com
WhatsApp @DakwahAlSofwa  +62 81 3336333 82

Tidak ada komentar: