PERBEDAAN ANTARA UJIAN DENGAN HUKUMAN

[1]- Dari segi sebab:

- Maka iman dan istiqomah di atas manhaj (yang haq): merupakan sebab datangnya ujian, sehingga semakin berat ujian yang menimpanya; maka itu menunjukkan kuatnya iman. Oleh karena itulah: para nabi merupakan manusia yang paling berat ujiannya, kemudian yang semisal mereka, lalu yang semisal.

- Adapun hukuman; maka sebabnya adalah: penyimpangan dari manhaj (yang haq), sehingga semakin bertambah kefasikan dan semakin besar penyimpangan; maka semakin berat pula hukuman.

PERBEDAAN ANTARA UJIAN DENGAN HUKUMAN

[2]- Dari segi akibat:

- Ujian akan menyampaikan pada derajat imam (kepemimpinan dalam agama).

- Sedangkan hukuman justru menghalangi dari derajat tersebut.

Allah -Ta'aalaa- berfirman:

‎{وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِيْنَ}
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman: “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata: “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman: “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.”." (QS. Al-Baqarah: 124)

Maka Ibrahim -'alaihish shalaatu was salaam- dijadikan imam (pemimpin) bagi seluruh manusia karena beliau telah berhasil dalam setiap ujian (pelaksanaan ketaatan).

Adapun orang-orang yang gagal dalam ujian tersebut; maka mereka terhalang dari kepemimpinan ini dan mereka tidak mendapatkan janji tersebut: "...janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.”

[3]- Dari segi obat:

- Untuk menghadapi ujian: maka harus minta pertolongan kepada Allah, disertai kesabaran, taqwa, dan ridho (atas takdir-Nya)....serta perkara-perkara semisalnya.

- Adapun untuk menghadapi hukuman; maka selain hal-hal yang disebutkan; juga butuh kepada: taubat, istighfar, istiqomah, dan membetulkan jalan (manhaj)nya (yang bengkok)...

-diringkas oleh: Ust Ahmad Hendrix, dari "Manhajus Salaf Fit Ta'aamul Ma'al Fitan" (hlm. 10-12), karya Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman -hafizhahullaah-

Tidak ada komentar: