Anda Ingin Selamat ? jauhi taklid buta

لَا تُقَلِّدْ دِيْنَكَ أَحَداً مِنْ هَؤُلَاءِ، مَا جَاءَ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ؛ فَخُذْ بِهِ، ثُمَّ التَّابِعِيْنَ بَعْدُ؛ الرَّجُلُ فِيْهِ مُخَيَّرٌ
“janganlah kamu taklid kepada siapapun dari mereka dalam urusan agamamu. Apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, itulah hendaknya yang kamu ambil. Adapun tentang tabi’in, setiap orang boleh memilihnya (menolak atau menerima).”

اَلْاِتِّبَاعُ: أَنْ يَتْبَعَ الرَّجُلُ مَا جَاءَ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ أَصْحَابِهِ، ثُمَّ هُوَ مَنْ بَعْدَ التَّابِعِيْنَ مُخَيَّرٌ
“Yang disebut Ittiba’ yaitu mengikuti apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, sedangkan yang datang dari Tabi’in boleh dipilih.” (Masa’il Imam Ahmad, 276-277)

buta jalan

رَأْيُ الأَوْزَاعِي، وَرَأْيُ مَالِك، وَرَأْيُ أَبِي حَنِيْفَة؛ كُلُّهُ رَأْيٌ، وَهُوَ عِنْدِي سَوَاءٌ، وَإِنَّمَا الْحُجَّةُ فِي الْآثَارِ
“Pendapat Al-Auza’i, Malik, dan Abu Hanifah adalah ra’yu. Bagi saya, semua ra’yu sama saja, tetapi yang menjadi hujjah agama adalah yang ada pada atsar (hadits).” (Al-Jami’, Ibnu Abdil Barr, 2/149)

مَنْ رَدَّ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ فَهُوَ عَلَى شَفَا هَلَكَةٍ
“Barangsiapa menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia sedang berada di tepi kehancuran.” (Ibnul Jauzi, 182)

Selain pernyataan para imam mazhab yang empat di atas, ada banyak sekali imbauan dan nasehat dari para Ulama murid-murid mereka hingga era kontemporer untuk menjauhi taklid buta dan untuk tidak menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Wallahu a’lam. [Shodiq/dakwah.id]

Tidak ada komentar: