Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman, Hadist Shahihkah ?

Setelah beredar video seorang pemimpin rombongan umroh memimpin jama'ahnya melafadzkan Pancasila saat Sa'i, kini beredar video sekelompok orang - yang diduga adalah jama'ah GP Ansor NU atau Banser - bernyanyi-nyanyi keras-keras saat melakukan Sa'i.

Dengan lagu "Hubbul Wathon" (Cinta Tanah Air).

Seakan itu adalah bagian dari Sa'i. Dan ini juga menimbulkan reaksi heran bahkan prihatin orang lain.
Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman, Hadist Shahihkah ?
==================

Catatan: pembahasan tentang perkataan "Cinta Tanah Air Adalah Bagian Dari Iman"

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْإِيْمَانِ
Cinta tanah air adalah bagian dari iman

'Hadits' ini adalah hadits yang palsu bahkan tidak diketahui asal-usulnya, sebagaimana penjelasan dari para Ulama Ahli hadits.

Imam ash-Shagani berkata, Mulla ‘Ali al-Qâri dan imam-imam lain menghukuminya sebagai hadits palsu, sementara para Ulama yang lain mengatakan bahwa hadits ini tidak ditemukan asal-usulnya.[1]

Kemudian makna hadits ini juga tidak benar, karena cinta tanah air adalah cinta dari watak bawaan manusia, seperti cinta kepada diri sendiri, harta, keluarga dan lain-lain. Mencintai hal-hal tersebut pada asalnya tidak dicela dan dipuji, sehingga tidak bisa dikatakan itu merupakan bagian dari iman jika berdiri sendiri, kecuali jika dikaitkan dengan hal-hal yang dianjurkan atau diperintahkan dalam agama Islam.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan, “Hadits ini adalah hadits palsu dan maknanya tidak benar, karena mencintai tanah air, sama seperti cinta kepada diri sendiri, harta, dan lain-lain. Semua ini merupakan tabiat (asal) manusia, yang kecintaan ini (pada asalnya) tidak dipuji dan bukanlah merupakan konsekwensi iman. Bukankah kita mendapati semua manusia memiliki rasa cinta ini, tanpa ada perbedaan antara orang yang beriman dan kafir?”[2]

Bahkan kecintaan kepada hal-hal ini bisa membawa kepada sifat yang tercela dalam agama, seperti fanatik yang berlebihan, pembelaan terhadap kezhaliman, dan lain-lain.

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin mengatakan, “Hadits ini sangat populer di kalangan orang-orang awam (dan disangka) bahwa ini hadits shahih, padahal ini adalah hadits palsu dan dusta (atas nama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ).

Sumber: https://almanhaj.or.id

Tidak ada komentar: