DAKWAH TAUHID ADALAH DAKWAH PARA RASUL

Allah Ta'ala berfirman:

(وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ ...)
"Dan sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang Rasul (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu'..." (QS. An-Nahl: 36).

Allah Ta'ala juga berfirman:

(وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ)
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah Aku'" (QS. Al-Anbiyaa': 25).

-MENDAKWAHKAN TAUHID ITU DENGAN DUA CARA (yaitu):

Secara global, dan Secara rinci.

[1]-Dakwah Tauhid secara Global adalah:

-menjelaskan makna Tauhid,
-menjelaskan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'ala hanya Dia-lah yang berhak untuk diibadahi,
-menegakkan dalil-dalil tentang (kewajiban) mentauhidkan Allah,
-bahwasanya Tauhid adalah perkara penting yang paling penting,
-bahwasanya Tauhid adalah dakwah para Nabi dan Rasul,
-bahwasanya Tauhid itu memiliki keutamaan, seperti menghapuskan dosa,
-dan seterusnya tentang penjelasan Tauhid dan keutamaannya SECARA GLOBAL TANPA DIRINCI.

DAKWAH TAUHID

(Dakwah Tauhid secara global seperti ini) banyak para da'i di zaman ini yang mendakwahkannya; karena dakwah secara global, semua orang menyepakatinya, karena makna Tauhid (ketika disampaikan secara global) sesuai dengan penafsiran orang yang mendengarnya, bukan sesuai dengan orang yang menyampaikannya. 

Jika penafsiran (makna Tauhid) diserahkan kepada orang yang mendengar, maka dia akan memungkinkan memiliki beberapa sisi (makna), maka mungkin saja dia akan ditafsirkan sesuai dengan orang yang mendengar.

Maka kaum musyrikin di zaman ini, jika engkau memerintahkan mereka untuk mentauhidkan Allah -secara global- mereka tidak akan membantahmu, karena Tauhid menurut mereka adalah Tauhid Rububiyyah.

Begitu juga orang-orang yang guluw (melampaui batas) dalam menyembah para wali dan orang shalih, jika engkau perintahkan kepada mereka untuk bertauhid -dan engkau tidak merinci permasalahan yang ada pada mereka-; maka mereka tidak akan mengingkarimu.

(Dakwah Tauhid secara global seperi ini) tidak bisa membedakan mana orang yang bertauhid atau mana para da'i yang mengajak kepada Tauhid.

Akan tetapi jika dakwah Tauhid secara global ini hanya sebagai langkah awal kemudian nanti dia akan merinci, maka ini cocok.

Akan tetapi jika seseorang mendakwahkan Tauhid secara global tanpa dirinci; MAKA INI TIDAK TERMASUK MANHAJ KITA, TIDAK PULA MANHAJ IMAM DAKWAH INI, DAN TIDAK PULA MANHAJ PARA IMAM TERDAHULU.

[2]- Dakwah Tauhid Secara Rinci.

Tauhid adalah: mengesakan Allah dalam ibadah (artinya: kita hanya beribadah kepada Allah, tidak kepada yang lain-Nya). Dan tauhid ini adalah perwujudan dari syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah, yaitu dengan mengesakan Allah dalam amalan-amalan hati dan amalan-amalan anggota badan.

Amalan-amalan anggota badan itu bermacam-macam, diantaranya: mahabbah, raghbah, rahbah, rajaa', khauf, tawakkul, inabah, khusyu', dan yang lainnya.

Barang siapa berdakwah kepada setiap permasalahan dari permasalahan-permasalahan di atas -SECARA RINCI-, maka sungguh dia telah berdakwah kepada permasalahan Tauhid secara rinci.

Dia menjelaskan tentang raghbah, rahbah, tawakkul, mahabbah, dan dia merinci penjelasannya dengan menyebutkan perkataan para ulama. Ini tentang amalan-amalan hati.

Begitu juga dia mendakwahkan Tauhidullah dengan menjelaskan tentang amalan-amalan anggota badan secara rinci, seperti shalat, do'a dan macam-macamnya, begitu juga tentang menyembelih dan yang sepertinya. Maka dia mengambil setiap permasalahan, lalu menjelaskan tentang wajibnya mengesakan Allah dengan ibadah-ibadah ini dengan rinci.

Begitu juga (dia mendakwahkan) tentang (kewajiban mengikuti) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan (kewajiban) menghukumi dan berhukum dengan syari'at beliau, ini adalah satu bagian dari Tauhid.

Maka Ahlut Tauhid, mereka berdakwah kepada semua hal ini. Adapun selain mereka -dari orang-orang yang terdapat syubhat di hatinya, atau dia memiliki jalan atau metode yang lain-; maka mereka mengajak kepada Tauhid secara global.

-Lawan dari Tauhid adalah syirik, dan syirik itu ada yang akbar (besar) dan ada yang ashghar (kecil).

Dakwah Tauhid harus disertai dengan larangan dari berbuat syirik, karena dakwah Tauhid itu adalah dakwah kepada Laa ilaaha illallah, yaitu: kufur kepada thaghut (segala sesuatu yang disembah selain Allah), dan iman kepada Allah.

(Dalam dakwah Tauhid) harus melarang dari berbuat syirik.

Maka Ahlut Tauhid itu: mengajak kepada Tauhid dan melarang dari berbuat syirik secara global dan rinci.

Terkadang engkau dapati pada banyak orang (para da'i) yang berbicara tentang Tauhid: penjelasan tentang jeleknya kesyirikan secara global, bahwasanya syirik adalah sebesar-besar maksiat kepada Allah, dan yang sepertinya dari penjelasan syirik secara global tanpa menyebutkan bentuk-bentuk kesyirikan yang ada.

Maka dakwah yang seperti ini tidak memberikan faedah yang diharapkan.

[Syarhu Kasyfisy Syubuhaat, (hlm. 15-18, dengan sedikit diringkas), karya Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah].

Dakwah Tauhid secara menyeluruh (global dan rinci) dapat diambil dari "KITAABUT TAUHIID" (karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah): karena di dalamnya terdapat penjelasan tentang Tauhid secara global dan rinci, dan di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang lawannya (yaitu syirik) secara global dan rinci.

[Syarhu Kasyfisy Syubuhaat, (hlm. 18) karya Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah].

Ditulis oleh: Abdul Aziz bin Ahmad.

Tidak ada komentar: