KENAPA CELANA LELAKI HARUS DIATAS MATA KAKI​ ?

1. ​Karena mengangkat celana sampai atas mata kaki adalah perintah Nabi -shollallohu alaihi wa sallam-.​

عَن عَمرو بن الشَّرِيد رضي الله عنه: أَبْعَدَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يَجُرُّ إِزَارَهُ فَأَسْرَعَ عَلَيْهِ أَوْ هَرْهَوَلَ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: ​«إِرْفَعْ إِزَارَكَ وَاتَّقِ اللهَ»​ قَالَ: إِنِّي أَحْنَفُ تَصْطَكُ رُكْبَتَايَ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: ​«إِرْفَعْ إِزَارَكَ فَإِنَّ كُلَّ خَلْقِ اللهِ حَسَنٌ»​ فَمَا رُؤِيَ الرُّجُلُ بَعْدُ إِلاَّ إِزَارَهُ نَصِيْبٌ أَنْصَافِ سَاقَيْهِ أَوْ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ.
Dari ‘Amr bin Asy-Syarid; ia berkata: Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- melihat seseorang dari jauh, sedangkan orang tersebut menyeret sarungnya, maka beliau bersegera ke sana atau berkata dan berkata: ​​“Angkatlah kainmu dan bertaqwalah kepada Alloh.”​​ Orang tersebut menjawab: ​​“kakiku bengkak dan saling beradu dengan kedua dengkulku.”​​ Nabi menjawab: ​​“Angkatlah kainmu, sesungguhnya semua ciptaan Alloh adalah baik.”​​ Maka orang tersebut tidak pernah terlihat sejak itu kecuali kainnya separuh kedua betisnya.”

[HR. Ahmad (no.19364) Al-Humaidi (no.810) Ath-Thobroni (no.7240) dan berkata Syaikh Al-Albani rohimahulloh: “sanadnya shohih, periwayatnya periwayat tsiqoh dan ini atas syarat syaikhoin..” Ash-Shohihah (no.1441)]

2. ​Karena mengangkat celana sampai atas mata kaki adalah cara berpakainnya seorang mu’min.​

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الخُدْرِيّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: ​«إِزْرَةُ المُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، لاَجُنَاحَ عَلَيْهِ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الكَعْبَيْنِ، وَمَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ فِي النَّارِ»​. يَقُوْلُ ثَلاَثًا: ​«لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا»​
Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyaAllohu ‘anhu ia berkata; aku mendengar Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- bersabda: ​​“Sarungnya seorang mu’min sampai setengah dari kedua betisnya, tidak ada dosa baginya apabila diantara betis dan diantara kedua mata kakinya, dan apa-apa yang di bawah dari kedua mata kaki di neraka.”​​ Beliau mengucapkannya tiga kali: ​​“Alloh tidak akan melihat kepada siapa saja yang menurunkan kainnya dengan sombong.”​​

[HR. Ibnu Majah (no.3573) Abu Dawud (no.4093) Ahmad (no.10627) Malik (no.1642) Ath-Thoyalisi (no.2228) Ibnu Hibban (no.5446)]

3. ​Karena Alloh tidak menyukai orang-orang yang musbil.​


عَنِ المُغِيْرَةَ بْنِ شُعْبَةٍ رضي الله عنه قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِحَجْزَةٍ سُفْيَان بْن أَبِي سَهْلٍ وَهُوَ يَقُوْلُ: ​«يَا سُفْيَان بْنِ أَبِي سَهْلٍ لاَ تُسْبِلْ إِزَارَكَ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ المُسْبِلِيْنَ»​
Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah rodhiyaAllohu anhu ia berkata; aku melihat Nabi -shollallohu alaihi wa sallam- memegang ikat pinggang Sufyan bin Abi Sahl dan beliau -shollallohu alaihi wa sallam- bersabda: ​​“Wahai Sufyan bin Abi Sahl, janganlah kamu melakukan musbil sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat musbil.”​​

[HR. Ibnu Majah (no.3574) Ahmad (no.18069) Ibnu Abi Syaibah (8/207) Ibnu Hibban (no.1449) berkata Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawa’id: periwayatnya tsiqoh]

4. ​Karena Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- melarang kita untuk isbal.​

عَنْ جَابِر بْنِ سُلَيْم رضي الله عنه: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ ​«..وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ المَخِيْلَةِ، وَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ المَخِيْلَةَ.»​
Dari Jabir bin Sulaim rodhiyaAllohu anhu; bahwasanya Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- bersabda kepadanya: ​​“Jauhilah dirimu dari isbal, karena itu termasuk dari kesombongan, dan Alloh tidak menyukai kesombongan.”​​

[HR. Abu Dawud (no.4084) At-Tirmidzi (no.2722) An-Nasa’i dalam ‘Amal Yaumi wa Lailah” (no.318) An-Nasa’i dalam “Al-Kubro” (no.9696) Ahmad (no.16569) lihat Ash-Shohihah (no.1403) dan hadits dalam riwayat Ahmad (Juz.5/hal.64) dishohihkan Syaikh Muqbil –rohimahulloh- dalam Ash-Shohihul Musnad (no.1490) dari seorang dari Balhujaim]

CELANA LELAKI HARUS DIATAS MATA KAKI

5. ​Karena kainnya pakainnya Nabi -shollallohu alaihi wa sallam- adalah setengah betisnya.​


عَنِ الأَشْعَث بْنِ سُلَيْم رضي الله عنه: سَمِعْتُ عَمَّتِي تُحَدِّثُ عَنْ عَمِّهَا قَالَ: ​«...إِزَارَهُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ»​
Dari Al-Asy’ats bin Sulaim; aku mendengar pamanku; menceritakan dari pamannya berkata: ​​“sarungnya sampai kepada kedua betisnya.”​​

[HR. Ahmad (no.22980) At-Tirmidzi dalam Syama’il (no.97) dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani –rohimahulloh- dalam “Mukhtashor Syama’il Muhammadiyah” (hal.69)]

عَنْ عُبَيْدِ بْنِ خَلَفٍ قَالَ: قَدِمْتُ المَدِيْنَةَ وَأَنَا شَابٌ مُتَأَزِّرٌ بِبُرْدَةٍ لِي مُلْحَاء أَجْرهَا فَأَدْرَكَنِيْ رَجُلٌ فَغَمَزَنِي بِمِخْصَرَةٍ مَعَهُ ثُمَّ قَالَ: ​«أَمَّا لَوْ رَفَعْتَ ثَوْبَكَ كَانَ أَبْقَى وَأَنْقَى»​ فَلْتَفَتُّ فَإِذَا هُوَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هِيَ بُرْدَةٌ مُلْحَاء، قَالَ: ​«وَإِنْ كَانَتْ بُرْدَة مُلْحَاء أَمَّا لَكَ فِي أُسْوَتِي»​ فَنَظَرْتُ إِلَى إِزَارَهُ فَإِذَا فَوْقَ الكَعْبَيْنِ وَتَحْتَ عَضْلَة»
Dari ‘Ubaid bin Kholaf berkata: aku datang ke kota dan dalam keadaan saya muda memakai kain serta memakai burdah (jubah luar) yang sampai menyeret (tanah), maka aku mendapati seseorang yang memegangku dengan dengan jari telunjuknya seraya berkata: ​“tidakkah engkau angkat pakainmu, karena sesungguhnya itu lebih baik dan lebih bersih.”​ Maka aku pun menoleh dan di dapati bahwasanya itu Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam-. Maka aku mengatakan: wahai Rosululloh, ini hanya burdah yang bergaris putih dan hitam.” Maka beliau berkata: ​“Apakah engkau tidak melihat aku sebagai contoh?”​ kemudian aku melihatnya: ​“ternyata kainnya adalah di atas kedua kaki dan bawah dengkulnya.”​

[HR. Ahmad (no.22981) dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam “Mukhtashor Syama’il Muhammadiyah” (no.97)]

6. Isbal sebab adzab neraka.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : *«مَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ»
Dari Abu Huroiroh rodhiyaAllohu ‘anhu dia berkata, Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apa-apa yang dibawah kedua mata kaki dari sarung (atau kain) maka tempatnya adalah dineraka.”

[HR. Al-Bukhori (no.5787) An-Nasa’i (no.5346) ‘Abdurrozzaq (no.19987) Al-Baghowi (no.3081) Ibnu Abi Syaibah (no.4871) Abu Nu’aim (7/192) Al-Baihaqi (2/244)]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ «كُلُّ شَيْءٍ جَاوَزَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فِي النَّارِ»
Dari Ibnu ‘Abbas rodhiyaAllohu ‘anhuma ia berkata; bersabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam: “Segala sesuatu yang melewati kedua mata kaki dari kain, dineraka.”

[HR. Ath-Thobroni (3/138) berkata Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Ash-Shohihah (no.2037): Sanadnya lemah dikarenakan Al-Yaman (dia bin Al-Mugiroh), berkata Al-Hafidz rohimahulloh: “Dho’if” (lemah). Dan berkata Al-Haitsami rohimahulloh (5/124): Al-Yaman lemah menurut jumhur, dan berkata Ibnu ‘Adi :: tidak mengapa. Aku katakan (Syaikh Al-Albani rohimahulloh): dan hadits ini shohih, karena hadits ini mempunyai syawahid (penguat) yang banyak..(selesai)]

7. Karena mengangkat celana sampai atas mata kaki adalah cara berpakainnya yang dipraktekkan oleh shohabat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي إِزَارِي اسْتِرْخَاءٌ، فَقَالَ: «يَا عَبْدَ اللهِ، ارْفَعْ إِزَارَكَ» فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ: «زِدْ» فَزِدْتُ فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ. فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: إِلَى أَيْنَ، فَقَالَ: «أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ»
Dari Ibnu ‘Umar berkata: aku pernah bertemu dengan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan sarungku turun, beliau menegur: “Wahai ‘Abdulloh, angkatlah sarungmu.” Maka akupun mengangkat sarungku. Beliau berkata lagi: “Angkat lagi.” Akupun menambah lagi. Maka aku senantiasa menjaga hal tersebut setelahnya. Ada yang bertanya: sampai mana sarungnya? Maka ada yang menjawab: “Sampai setengah betis.”

[HR. Muslim (no.2086)]

Disusun: Fuad Hasan bin Mukiyi

Tidak ada komentar: