TRAGEDI HARRAH, musibah terburuk dalam sejarah kaum muslimin

Seandainya ratusan ulama di negeri ini dibunuh dan kemudian diikuti dengan ribuan pembantaian kaum muslimin lainnya; bagaimana perasaan dan sikap kita ?. Marah ?. Pasti. Dan seperti itulah kemarahan kaum muslimin zaman dulu ketika terjadi tragedi Harrah. Tragedi yang meluluh-lantakkan Kota Madinah dengan genangan darah para shahabat dan taabi'iin serta perampasan harta. Diantara riwayat yang saya baca terkait tragedi Harrah, ada satu yang yang membuat takjub, yaitu apa yang direport oleh Naafi' :

جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُطِيعٍ، حِينَ كَانَ مِنْ أَمْرِ الْحَرَّةِ مَا كَانَ زَمَنَ يَزِيدَ بْنِ مُعَاوِيَةَ، فَقَالَ: اطْرَحُوا لِأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ وِسَادَةً، فَقَالَ: إِنِّي لَمْ آتِكَ لِأَجْلِسَ أَتَيْتُكَ لِأُحَدِّثَكَ حَدِيثًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُهُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ، وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Ibnu ‘Umar datang kepada Abdullah bin Muthii’ ketika terjadi tragedi Al-Harrah pada zaman Yaziid bin Mu’aawiyyah. Lalu 'Abdullah bin Muthii’ berkata : "Berikan kepada Abu 'Abdirrahmaan (yaitu Ibnu ‘Umar) sebuah bantal!". Ibnu 'Umar berkata : "Sesungguhnya aku tidak mendatangimu untuk duduk. Aku datang untuk menyampaikan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah ﷺ. Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : 'Barangsiapa melepaskan tangan dari ketaatan (kepada penguasa), ia akan menjumpai Allah pada hari kiamat dalam keadaan tidak mempunyai hujjah (alasan) untuk membela diri. Dan barangsiapa mati sedangkan tidak ada (ikatan) bai’at di lehernya, maka ia mati dalam keadaan mati jahiliyyah" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1851].

Jika kita ukur dengan timbangan gula orang zaman sekarang, perkataan Ibnu 'Umar radliyallaahu 'anhu ini sungguh sangat tidak populer. Ketika kaum muslimin Madinah menerima kabar pemimpinnya di Syaam minum khamr dan melakukan kemaksiatan, yang kemudian setelah itu mereka diblokade, diserang, dirampas hartanya, serta kaum muslimin dan ulama mereka dibantai; Ibnu 'Umar malah memberikan nasihat agar tetap mendengar dan taat kepada pemimpin dan tidak melakukan pemberontakan.

TRAGEDI HARRAH

Dalam riwayat lain dijelaskan, Ibnu 'Umar mendatangi Ibnu Muthii' di rangkaian malam saat terjadi tragedi Harrah. Dengan bahasa yang sering terbaca di media sosial, nasihat ini (dapat dianggap) sebagai nasihat yang 'tidak tepat waktu'. "Ya akhi,.... bukannya menyemangati, antum malah menggembosi, menganjurkan mendengar dan taat pada orang yang tak pantas menjadi pimpinan kita".

Tapi itulah 'Abdullah bin 'Umar, sosok pemberani yang tetap menyampaikan hadits yang ia dengar dari Rasululah ﷺ. Dan terbukti ketika tragedi Harrah telah lewat, apa yang dikatakan Ibnu 'Umar dari sabda Nabi ﷺ mengandung hikmah dan faedah yang luar biasa. Para ulama menuliskannya panjang lebar yang kemudian menjadi sebuah konsensus manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah.

Tragedi Harrah adalah pengalaman pahit dan dianggap salah satu musibah terburuk dalam sejarah kaum muslimin. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran.

Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah berkata:


إِنَّ الْفِتْنَةَ إِذَا أَقْبَلَتْ عَرَفَهَا الْعَالِمُ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ عَرَفَهَا كُلُّ جَاهِلٍ
“Sesungguhnya fitnah ketika ia datang, diketahui para ulama. Dan apabila fitnah telah berlalu, orang-orang jahil baru mengetahuinya” [Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyaa’, 9/24].

Ustadz Dony Arif Wibowo

Tidak ada komentar: