Hukum Ucapan Meminta Maaf menjelang Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum

Banyak kita temukan menjelang Bulan Ramadhan di bulan Sya'ban, Orang-orang melakukan Tradisi saling meminta maaf, Baik lewat sms, Telpon, Media sosial ataupun mengucapkannya secara langsung.

Adakah Tuntunannya dalam Islam mengenai Tradisi ini, Adakah dalilnya dalam Al Qur'an, Hadits dan pernahkan Rasullullah Shalallahu A'alaihi Wa Salam dan Para Sahabat-Nya Radhiallahu Anhu melakukan tradisi ini?


Setelah di Telusuri Baik dalam Al Qur'an dan Hadits Shahih tidak ditemukan Dalil anjuran atau Tradisi meminta maaf menjelang Bulan Ramadhan dan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa salam, Para sahabat-Nya dan Tabi'ut Tabi'in tidak pernah melakukannya.

Maka teranglah bahwa Tradisi meminta maaf menjelang Ramadhan merupakan Tradisi yang Jahil dan bathil karena tidak ada landasan dalil/hukumnya.

Namun ada yang berdalih dengan dalil yang tidak ada sumbernya yang jelas, yaitu dengan dalih hadist yang tidak jelas siapa perawinya.

Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril itu adalah:

“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Hadist yang tidak jelas perawinya ini hampir mirip dengan Hadits dibawah ini:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين قال الأعظمي : إسناده جيد
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.

Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).

Jadi bagi siapapun yang berdalih dan berdalil seperti dalil di hadits yang tidak jelas perawinya sebaiknya renungkan Ancaman dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam:

عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Al-Bukhâri, no. 1229]

Islam sangat menganjurkan dan mewajibkan seseorang meminta maaf kepada orang yang telah ia Dzolimi tanpa harus menunggu waktu atau moment yang tepat, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal kita datang. Sehingga yang benar ketika kita merasa atau telah melakukan kedzaliman terhadap manusia maka bersegeralah meminta maaf. Nabi bersabda :

من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Jadi yang Harus dipersiapkan Seorang muslim menjelang datangnya bulan Ramadhan ialah mempersiapkan Iman, memulai memperbanyak Amal Shalih dan menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi amal shalih tersebut seperti melakukan amal tanpa dalil contonya. Jadikan Bulan Ramadhan sebagai momentum terbaik untuk memperbanyak Amal shalih agar bisa mendapatkan Keutamaan dari Bulan Ramadhan tersebut.

« أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ». رواه النسائي
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya Allah mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang dihalangi untuk mendapatkan kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan”. (Hadits riwayat An Nasai dan dishahihkan di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib)

Wallahu A'lam, Semoga bermanfaat dan semoga Allah Ta'ala mengampuni dan menerima Amal yang kita lakukan nantinya di Bulan Ramadhan dan mendapatkan keutamaan dari Bulan Ramadhan, Aamiin.

Tidak ada komentar: