Apakah Manhaj Tidak Akan Ditanya di Alam Kubur?

● Tanya: Ada orang harokah yang bilang, "Manhaj tidak penting karena tidak akan ditanya di alam kubur", bagaimana cara meluruskannya?

● Jawab: 


Ungkapan seperti itu menunjukkan yang berkata tidak mengerti esensi manhaj dalam beragama. Manhaj adalah cara beragama Nabi shollallahu 'alaih wasallam dan para shohabat beliau baik dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlaq. Manhaj ini yang menentukan benar tidaknya aqidah seseorang dalam beriman. Praktis orang yang mampu menjawab pertanyaan kubur adalah orang yang benar manhajnya dalam beraqidah. Nabi shollallahu 'alaihi wasallam telah mengingatkan:

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة
"Barangsiapa yang masih hidup sepeninggalku maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku (cara beragamaku) dan sunnah para Khulafa’urrosyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama, karena setiap bid'ah (perkara baru yang diada-adakan) itu sesat.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676 dan beliau berkata, “Hadits hasan shohih” Syaikh Al-Albani menshohihkannya dalam "Shohihul Jami’" 2546)

Apakah Manhaj Tidak Akan Ditanya di Alam Kubur

Pendek kata, jika buang air kecil saja yang tidak bersih di dunia bisa mengakibatkan siksa kubur, apalagi dengan manhaj yang menyimpang?

Al-Ustâdz Fikri Abul Hasan
Artikel manhajul-haq

Tidak ada komentar: