Dari Abi Mas'ud Al Anshari radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda : "Bila seorang muslim menafkahi keluarganya dalam keadaan mengharap pahala, nafkah tersebut terhitung shadaqah baginya".
HR. Al Bukhari (5351) dan Muslim (1002)
Berkata Al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah ta'ala :
Yahtasibuha yaitu mengharap pahala dari Allah 'azza wa jalla. Maka tidak termasuk hal itu orang yang memberi nafkah keluarganya dalam keadaan hatinya lalai. Dia membawa roti, lauk, daging dan makanan, tapi hatinya lalai, dia tidak mendapat keutamaan ini, dan tidak menjadi shadaqah baginya.
Adapun bila dia mengharap pahala dengan hal itu, makanan tersebut menjadi shadaqah baginya.
Kebanyakan manusia lalai dan tidak mengharap pahala ini. Mereka memberi nafkah karena kebiasaan saja. Dan hadits ini semestinya menjadi pembatas untuk seluruh hadits yang mutlak yang menyebutkan bahwa menafkahi keluarga dan dirinya sendiri adalah shadaqah, itu semua berlaku jika disertai mengharap pahala.
Syarah Shahih Bukhari 5/116
Al Ustadz Abu Musa Hidayat hafizhahullah
join https://t.me/MuliaDenganSunnah
HR. Al Bukhari (5351) dan Muslim (1002)
Berkata Al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah ta'ala :
Yahtasibuha yaitu mengharap pahala dari Allah 'azza wa jalla. Maka tidak termasuk hal itu orang yang memberi nafkah keluarganya dalam keadaan hatinya lalai. Dia membawa roti, lauk, daging dan makanan, tapi hatinya lalai, dia tidak mendapat keutamaan ini, dan tidak menjadi shadaqah baginya.
Adapun bila dia mengharap pahala dengan hal itu, makanan tersebut menjadi shadaqah baginya.
Kebanyakan manusia lalai dan tidak mengharap pahala ini. Mereka memberi nafkah karena kebiasaan saja. Dan hadits ini semestinya menjadi pembatas untuk seluruh hadits yang mutlak yang menyebutkan bahwa menafkahi keluarga dan dirinya sendiri adalah shadaqah, itu semua berlaku jika disertai mengharap pahala.
Syarah Shahih Bukhari 5/116
فضل الإحتساب في النفقة على الأهل والأولاد
عن أبي مسعود الأنصاري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال : « إذا أنفق المسلم نفقة على أهله وهو يحتسبها ، كانت له صدقة ».
[ رواه البخاري (٥٣٥١) ومسلم (١٠٠٢)༄]
قال ﺍلعلامة ابن عثيمين رحمه الله تعالى :
« يحتسبها » : يعني يحتسب أجرها على الله عزوجل، فخرج بذلك مَن ينفق على سبيل الغفلة - يأتي بالخبز والأدم واللحم والطعام على سبيل الغفلة - فإنه لا يحصل على هذا الفضل، فلا تكون له صدقة،
أمّا إذا كان يحتسب ذلك فإنه يكون له صدقة،
وأكثر الناس من الغافلين وأكثر الناس لا يحتسبون هذا، فيأتون بالنفقات على سبيل العادة فقط . وهذا الحديث ينبغي أن يكون مقيِّدًا لجميع الأحاديث المطلقة التي وردت في أن الإنفاق على الأهل وعلى النفس صدقة، فيكون المراد مع الاحتساب .
📚 [ شرح صحيح البخاري (١١٦/٥) ]
Al Ustadz Abu Musa Hidayat hafizhahullah
join https://t.me/MuliaDenganSunnah
Tidak ada komentar: