mereka menganjurkan umat Islam untuk memahami Alqur’an dan Hadits

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

‎أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ
"Apakah mereka tidak mentadaburi Alqur’an"  [QS An-Nisaa : 82]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan untuk dia, Allah akan faqihkan dalam agama.”

Karena diantara sebab yang paling agung kebangkitan-kebangkitan umat Islam adalah :

● Mengenal apa yang di inginkan Allah dan RasulNya.

● Dari lafadz Alqur’an dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan cara mengenal bahasa Alqur’an yaitu Bahasa Arab.

● Demikian pula yaitu pemahaman para sahabat, para tabi’in dan para ulama yang lainnya dalam memahami lafadz-lafadz Alqur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak bicara umat Islam ini dengan Alqur’an dan Sunnah. Dan beliau sudah memperkenalkan kepada kita apa yang di inginkan oleh lafadz dalam Alqur’an dan Hadits tersebut.

memahami Alqur’an dan Hadits

Maka tentu para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang langsung mendengar penjelasan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan langsung melihat praktek dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka mereka yang paling sempurna dalam memahami Alqur’an.

Dan para sahabat pun juga telah menyampaikan makna-makna tersebut kepada para tabi’in dengan penyampaian yang sempurna.

Karena makna-makna yang umum, yang di butuhkan oleh keumuman kaum muslimin seperti makna Tauhid, makna AL-AHAD dan AL-WAHID (YANG MAHA ESA), makna Islam, makna Iman, maka seluruh sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebuah “urgensi”, bahkan sesuatu yang sangat penting dalam memahami Alqur’an dan Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam Malik dan Annas berkata:
“Sesungguhnya ada beberapa kaum yang mereka bersungguh-sungguh ibadah, tapi mereka menyia-nyiakan ilmu sehingga merekapun kemudian malah keluar kepada ummat Muhammad dengan pedang-pedang mereka untuk membunuhi Islam, maksudnya orang-orang khawarij itu.
Kalaulah mereka fokus menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala , selain ibadah tentu merka tidak akan berbuat seperti itu“.

Beliau juga berkata:
Dan Abu Musa al-Asy’ari menulis kepada Umar bin Khattab, bahwa ada beberapa orang yang membaca Alqur’an disini, begini dan begitu, maka Umar pun menulis kepada Abu Musa, “Hendaklah mereka di berikan harta dari baitul maal“.

Ketika tahun yang ke 2, Umar menulis kepadanya, “Bahwa sesungguhnya siapapun yang menghafal Alqur’an bahwasanya Abu Musa menulis kepada Umar bahwa ada jumlah banyak yang telah menghafal Alqur’an disini“.

Maka Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu menulis kepada Abu Musa, kata Umar: “Kalau begitu hapus mereka dari daftar orang-orang yang di beri baitul maal, karena aku khawatir, orang-orang tergesa-gesa menghapal Alqur’an, namun mereka tidak ber-tafaqquh (memahami) dalam beragama, akhirnya mereka mentakwil Alqur’an (menafsirkan Alqur’an tidak sesuai dengan pemahaman yang benar)”.
Disebutkan dalam Kitab Miftah Daaris Sa’adah jilid 1 halaman 119.

‎سُبْحَانَ اللّهِ …

Lihatlah Umar bin Khattab betapa faqihnya (berilmu).
Beliau khawatir kepada orang-orang yang mereka hanya menghafal Alqur’an saja.
Namun mereka lupa untuk bertafaquh dalam beragama dan memahami makna-makna yang benar, akhirnya berakibat menafsirkan dengan penafsiran yang tidak benar.

Wallahu a’lam

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Tidak ada komentar: