mendapatkan takdir yang tidak baik, wajib kembali kepada tauhid

Ketika kita mendapatkan takdir yang tidak baik, kita wajib kembali kepada tauhid.

Allah yang menghendaki gempa ini. Dan apa yang Allah kehendaki, baik buat hamba-Nya. Maka kita kembali kepada Allah, bukan kepada selain Allah, bukan kepada makhluk, tapi kepada al-Khaaliq.

Allah tidak pernah berbuat zalim pada hamba-Nya. Apapun kejadian yang menimpa kita, semuanya pasti adil. Kita harus tetap husnuzzhon (berprasangka baik) pada Allah.

مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
"Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku tidak menzhalimi hamba-hamba-Ku.” Surat Qaf: 29

Allah itu Maha Kasih dan Maha Penyayang. Para Nabi dicintai oleh Allah bukan...?? Namun adakah Nabi yang terbunuh...?? Banyak.

ويقتلون النبيين بغير الحق
"...dan mereka membunuh para Nabi tanpa hak..." [QS. al-Baqarah: 61]

Namun itu bukan berarti Allah tidak mengasihi Nabi-Nya. Turunnya musibah bukanlah pertanda Allah benci pada hamba-hamba-Nya yang mukmin.

Semua yang terjadi di langit dan di bumi ada hikmahnya. Tidak ada kejadian yang sia-sia tanpa tujuan dan maksud.

Allah Maha Terpuji, berhak mendapatkan pujian. Karena Allah yang memiliki langit dan bumi sekaligus pemeliharanya. Allah yang telah menyantuni dan memberi rizqi segenap makhluk di langit dan di bumi.

mendapatkan takdir yang tidak baik

Kita ini adalah hamba Allah. Seperti budak kepada tuannya. Apa keinginan tuannya, budak harus nurut. Demikianlah kita kepada Allah. Namun Allah adalah tuan yang tidak pernah berbuat zalim pada hamba-hamba-Nya.

Maka kita harus ridho dengan segala ketetapan Allah. Kita harus ridho Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Ridho dengan musibah yang Allah turunkan kepada kita. Kita tidak boleh mencela ketetapan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وأن الله إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضى ومن سخط فله السخط
Besarnya ganjaran (pahala) tergantung pada besarnya ujian. Dan Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridho (menerima ujian) maka baginya ridho. Siapa yang marah, tidak terima (takdir Allah), maka baginya kemarahan.

Apa yang Allah takdirkan buat kita, itu yang terbaik buat kita. Apa saja, termasuk ujian dan cobaan. Allah yang mentakdirkan musibah ini, Allah juga yang akan mengembalikan kepada keadaan yang lebih baik.

Ketika ditimpa musibah dan kesusahan, jangan berharap sesuatu pun dari manusia. Berharaplah kepada Allah saja. Allah yang menciptakan kita, maka Allah pasti akan memberikan rizqi kepada kita. Orang kafir saja, diberi rizqi lebih oleh Allah. Namun rizqi tersebut justru akan menjadi azab bagi mereka. Jika orang kafir saja diberi rizqi oleh Allah, maka mustahil Allah akan menelantarkan hamba-hamba-Nya yang mukmin.

Islam Nusantara adalah ajakan menuju kesesatan dan kemurtadan. Hendak menyeru kembali pada penyembahan kepada selain Allah.

Beragama Islam harus dengan dalil, bukan berdasarkan kebiasaan nenek moyang. Allah berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk. Surat Al-Baqarah, Ayah 170

Dalam beragama, kita wajib mengikuti Rasulullah ﷺ, ittibaa' kepada beliau. Ini adalah konsekuensi syahadat; Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.

Intisari Kajian Ust. Yazid Jawas hafizhahullaah- di Sembalun-Lotim, 18 Muharram 1440

Diringkas secara bebas dengan beberapa penambahan dari penulis untuk memudahkan penyampaian makna.

Abu Ziyan Johan Saputra Halim, M.H.I

Web: alhujjah.com
Telegram: t.me/kristaliman

Tidak ada komentar: