Ucapan ketika keadaan menyenangkan dan tidak menyenangkan

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Dari ‘Aisyah Ummul Mu’minin – semoga Allah meridlai beliau – beliau berkata : Adalah Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam jika ditimpa keadaan yang menyenangkan, beliau berkata : 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
(Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan dariNya kebaikan-kebaikan menjadi sempurna). 

Sedangkan jika beliau ditimpa sesuatu yang tidak disenanginya, beliau mengucapkan : 

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
(Segala puji bagi Allah dalam segenap keadaan)”

(H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Hakim dan al-Albany dalam as-Shahihah (no 265)).

Ucapan ketika keadaan menyenangkan

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Tidak ada sesuatu hal yang paling dicintai oleh Allah selain pujian untukNya.

2. Jika ditimpa keadaan yang menyenangkan, berkata : Alhamdulillah alladzii bi ni’matihii tatimmus shoolihaat (Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan dariNya kebaikan-kebaikan menjadi sempurna). Sedangkan jika ditimpa sesuatu yang tidak disenanginya, mengucapkan : Alhamdulillah ala kulli haal (Segala puji bagi Allah dalam segenap keadaan).

3. Karena itu, bentuk dzikir yang berupa pujian dan tauhid (Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin) mengandung pahala yang lebih besar.

4. Seseorang dikatakan bersyukur jika ia melakukan 4 hal:

1. Mengakui nikmat tersebut. Ia mengakui bahwa itu adalah nikmat dari Allah, tidak didapatkannya berkat keahliannya, namun karena pertolongan dan pemberian Allah.

2. Memuji Allah.

Sahabat Nabi Ibnu Abbas menyatakan: “Ucapan Alhamdulillah adalah kalimat yang diucapkan oleh seluruh orang yang bersyukur” (Tafsir Ibnu Katsir (1/128)).

3. Tunduk dan mencintai Allah.

4. Menjalankan ketaatan kepada Allah sebagai perwujudan syukur. Ia gunakan nikmat pemberian Allah untuk mentaatiNya, tidak untuk bermaksiat kepadaNya.

(disarikan dari Madaarijus Saalikin karya Ibnul Qoyyim (2/247)).

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur'an:

1. Banyak berdzikir akan menyebabkan seseorang mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan.

…وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
…dan banyaklah berdzikir (mengingat Allah) agar kalian beruntung (Q.S al-Anfaal:45 dan al-Jum'ah:10).

2. Jika ada pihak yang paling berjasa, paling berbuat baik dalam kehidupan kita, maka Ia adalah Allah. Darinyalah sumber segala kenikmatan, manfaat, rezeki, atau kebaikan yang kita terima.

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Apa saja nikmat yang kalian dapatkan, maka itu dari Allah (Q.S anNahl:53)

3. Allah tidak akan mengadzab seseorang yang beriman dan bersyukur kepadaNya:

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ …
Mengapa Allah menyiksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman? (Q.S an Nisaa’:147)

Tidak ada komentar: