Bahaya Ijtihad Pribadi Bila Bertentangan dengan Dalil Syari’at

Al-Barra’ berkata : hari itu (yakni, saat perang Uhud) kami menghadapi kaum musyrikin, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatur pasukan pemanah dan menunjuk Abdullah bin Jubair sebagai komandannya.

Beliau berpesan, ”Kalian jangan tinggalkan pos kalian sekalipun kami menang atau kalian melihat kami kalah tidak perlu kalian turun membantu kami.”

Bahaya Ijtihad Pribadi Bila Bertentangan dengan Dalil Syari’at

Awalnya, Allah memberikan kemenangan dalam perang ini (perang Uhud) kepada kaum muslimin.
Sementara itu, pasukan pemanah melupakan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk tidak meningalkan posisinya.

Mereka berkata, ”Ayo kita kumpulkan ghanimah ! Teman-teman kita telah menang ! Apa yang kalian tunggu lagi ?” Abdullah bin Jubair berkata, “Apakah kalian lupa apa yang dipesankan Rasulullah kepada kalian ?”

Khalid bin Walid (yang kala itu menjadi komandan pasukan musuh) ketika melihat pos pemanah telah ditinggalkan, maka ia pun membawa pasukan berkudanya yang diikuti oleh Ikrimah dan berhasil menempati pos tersebut setelah membunuh Abdullah bin Jubair dan beberapa temannya.

Akhirnya, kekalahan melanda kaum muslimin pada perang ini.

Prof. Dr. Zaed bin Abdul Karim az-Zaid mengatakan : Ucapan sebagian pasukan pemanah, ” Apa yang kalian tunggu ? Teman-teman kalian telah manang !” Padahal, sebelumnya Rasulullah telah berpesan untuk tidak meninggalkan posnya, baik dikala menang maupun kalah. Kita dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya berpegang teguh dengan syariat dan bahayanya ijtihad pribadi apabila bertentangan dengan dalil-dalil syari’at. Selama masih ada perintah Rasulullah, maka harus berpegang teguh dengannya dan jangan menukar dengan pendapat dan ijtihad pribadi.

(Prof. Dr. Zaed bin Abdul Karim az-Zaid, Fiqhu as-Sirah, ei, hal. 404)

Al-Sofwa Channel | www.alsofwa.com
WhatsApp@DakwahAlSofwa +62 81 3336333 82

Tidak ada komentar: