Empat Sumber Kebahagiaan Seseorang

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ اْلمَرْءِ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَارًا وَخُلَطَائُهُ صًالِحِيْنَ وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ . رواه الديلمى
Rosullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat perkara dari kebahagiaan seseorang, yaitu : pasangan hidup yang sholihah, anak – anak yang baik / berbakti, pergaulaannya adalah dengan orang – orang yang sholeh dan rizkinya di negerinya sendiri. (HR Dailami).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1. Setiap orang tentu ingin memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

2. Dari riwayat hadits tersebut Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam mengemukakan empat faktor yang membuat manusia bahagia diantara sekian banyak faktor.

Empat Sumber Kebahagiaan Seseorang

Empat faktor itu adalah sebagai berikut :

a. Istri yang shalehah.

Kalau dunia ini adalah kesenangan maka kesenangan dunia yang paling tinggi adalah isteri yang solihah. Sabda Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam :

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ رواه مسلم
Dunia ini adalah kesenangan. Dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah isteri yang sholihah.

b. Anak-anak yang baik/berbakti.

Seorang anak yang sholih/shalehah yang tekun beribadah, apalagi menjadi ahli alQur'an adalah merupakan investasi pahala bagi kedua orang tuanya yang terus mengalir, yang akan membuat bangga di dunia dan di akhirat.

c. Pergaulannya adalah dgn orang-orang shaleh.

Bergaul dgn orang-orang yang baik akan membantu, mendukung azam baik dan wasilah masuk syurga.

d. Mencari rezeki di negeri sendiri.

Meskipun yang diperoleh banyak, apabila rezeki itu diperoleh di tempat yang jauh dari keluarga, tetap saja lebih menyenangkan bila rezeki itu diperoleh di negeri sendiri. Namun bila orang harus merantau, bila lebih baik maka bawalah keluarga ke tempat rantau, karena kehadiran suami isteri atau bapak ibu menjadi penting bagi keluarga.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur'an:

1. Bahagia di dunia dan akhirat.

Inilah puncak kebahagiaan. Inilah yang selalu dimohon oleh hamba-hamba Allâh Azza wa Jalla yang shalih.

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a, “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari (amal) yang mereka usahakan; dan Allâh sangat cepat perhitungan-Nya [QS Al-Baqarah/2: 201-202].

2. Do’a dan permohonan Nabi Musa alaihissallam dan kaumnya yang shalih.

وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ
(Mereka juga berdo’a), “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada-Mu [QS Al-A’râf/7: 156]

Tidak ada komentar: