Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu Syari

● Ikhlas merupakan kunci kesuksesan di dalam thalabul ilmi. Ikhlas akan memudahkan seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat.

● Menuntut ilmu syari adalah Ibadah yang paling agung dan mulia di sisi Allah, karena itu wajib ikhlas dalam menuntut ilmu. Apabila telah hilang rasa ikhlas maka amalan mulia tersebut akan menjadi amalan yang paling rendah, jelek lagi hina.

● Menuntut ilmu karena riya' dan tidak ikhlas karena Allah, mengharapkan keuntungan dunia termasuk dosa besar, penyebab tercegah dari aroma surga, dan Allah menyediakan baginya adzab yang pedih. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa belajar ilmu yang seharusnya di cari karena wajah Allah, tapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan di dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mencium aroma surga." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu Syari

● Penuntut ilmu yang tidak ikhlas termasuk orang yang pertama kali diseret ke dalam api neraka, sebagaimana di dalam hadits yang shahih.

● Hendaklah seorang penuntut ilmu berniat mengangkat kebodohan dari dirinya sendiri dan orang lain, menjaga syariat, mengharapkan ridha Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلَا لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلَا تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ
Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk mendebat para ulama, meremehkan orang-orang bodoh dan menghiasi majelis. Barangsiapa melakukan hal itu, maka baginya neraka, baginya neraka." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani )

● Al Khatib al Baghdadi (wafat th.463 H) berkata: "Kemudian aku wasiatkan kepadamu, wahai penuntut ilmu! Luruskanlah niat dalam menuntut ilmu dan bersungguh sungguhlah dalam mengamalkannya. Karena, ilmu syari ibarat pohon dan amal itu merupakan buahnya. Dan seseorang tidak dianggap sebagai orang yang berilmu selama ia belum mengamalkan ilmunya." (Lihat: Iqtidha' al Ilmi al Amal, hlm.14)

Oleh: Aris Saifuddin Ar Rifqany

Tidak ada komentar: