Mengapa Ada Orang Baik Tapi Hidupnya Banyak Kesulitan ?

Kenapa ada orang baik tapi hidupnya banyak kesulitan, di sisi lain orang yang ahli maksiat hidupnya secara umum lancar jaya?

Mungkin kita selama ini sudah berusaha hidup baik, berusaha istiqamah, beragama dengan lurus, namun ternyata cobaan terus datang menimpa, mengapa?

Atau mungkin kita baru saja hijrah, namun ternyata kehidupan setelah hijrah lebih sempit daripada sebelumnya, apa hal?

Demikianlah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sempat muncul di benak kita semua.

Renungkanlah…

Rasulullah Shallallaahu ’alaihi Wasallam saja orang yang paling bertaqwa, paling shalih, paling sempurna, ternyata hidupnya tidak selalu mulus dan selalu penuh kenikmatan.

Mengapa Ada Orang Baik Tapi Hidupnya Banyak Kesulitan ?

Ternyata beliau pun dicoba, isterinya meninggal duluan, anaknya meninggal duluan, diganggu orang, dicela orang, dikejar-kejar orang kafir, dikira gila, mesti hijrah, dikhianati, dilukai, sakit, dll.

Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisal mereka. Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallaahu’anhu bertanya :

يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أشدُّ بلاءً قالَ الأَنبياءُ ثمَّ الأَمثلُ فالأَمثلُ
“Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaannya?”. Beliau menjawab: “para Nabi, kemudian yang semisal mereka (pengikut para Nabi), kemudian yang semisal mereka (orang yang meneladani pengikut para Nabi)”. (HR. Tirmidzi no.2398 , ia berkata: “hasan shahih”).

Maka bagaimana lagi dengan kita? Yang hakikatnya jauh dari kesempurnaan dan keshalihan. Apakah kita malah merasa layak dapat kenikmatan terus menerus dan tidak diuji?

Allah berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia mengira mereka dibiarkan berkata: kami telah beriman, lalu mereka tidak diuji?”. (QS. Al Ankabut: 2).)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji”. (HR. Ath Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 285)

Karena dengan adanya ujian bagi orang-orang baik, itu akan mengangkat derajat mereka.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh aku akan uji mereka dengan sedikit rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,. Maka berilah kabar gembira bagi orang yang bersabar”. (QS. Al Baqarah: 155)

Allaahu a'lam, Baarokallaahu fiikum

Tidak ada komentar: