Sikap yang Tepat dalam Menghadapi Musibah dan Ujian

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ ﴿٩٦﴾ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ ﴿٩٧﴾ أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ ﴿٩٨﴾ أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩٩﴾
096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

097. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?

098. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?

099. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Q.S. Al-A’raaf: 96 – 100.

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy –rahimahullah—berkata :

“Ayat yang mulia ini terkandung padanya at-takhwif (peringatan menakut-nakuti) yang amat sangat atas seorang hamba agar tidak sepantasnya untuk merasa aman dengan apa yang ia miliki berupa iman.

Sikap yang Tepat dalam Menghadapi Musibah dan Ujian

Bahkan sepatutnya:

◾️ Ia senantiasa merasa takut dan bergetar akan tertimpa suatu bala/musibah yang akan menghapus iman yang ada padanya.

◾️ Dan hendaknya ia selalu berdoa dengan menghaturkan:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agamamu.

◾️ Dan semestinya ia beramal dan berusaha untuk mengambil segala sebab yang menyelamatkannya dari kejelekan ketika terjadi berbagai ujian.

Karena sungguh seorang hamba, bagaimanapun derajat keadaan yang ia capai(dalam keimanan), ia tidak diatas kepastian dari selamat (atas musibah dan melewati ujian, pent.).”

Taisirul Kariimir Rahman, As-Sa’di, hal. 326.

Alih Bahasa:  Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
join https://t.me/ForumBerbagiFaidah

Tidak ada komentar: