YANG AKU TAKUTKAN DARI FESTIVAL TABUIK

Setelah kejadian gempa di lombok dan gempa yg disusul gelombang tsunami di Palu dan Donggala, pikiranku selalu teringat dengan kampung halamanku, tepatnya kampung halaman ibu dan nenek-nenekku.. Sebuah kota kecil dengan pesisir pantai yang MaasyaaAllaah sangat indah.. Kota yang dikenal agamis.. Pariaman nama kota itu.. Dahulu pernah ditawarkan untuk mengadakan event volly pantai disana, Alhamdulillaah ditolak oleh pemerintah kotanya, dengan sebab pakaian para pemain volly pantai yang wanita yang sangat tidak sopan.

Berjarak tempuh kurang lebih 1 jam dari kota Padang, kota Pariaman menjadi destinasi wisata khususnya bagi masyarakat padang untuk berlibur.. Rumah kami terletak di bibir pantai Gondoriah yg indah sekali..

YANG AKU TAKUTKAN DARI FESTIVAL TABUIK

Dengan keindahan pantai nya, kota ini menjadi kota yang ramai dikunjungi ketika hari libur.. Kami sering menghabiskan waktu kesana, menggelar tikar, dan membawa bekal dari rumah, menikmatinya dibawah pepohonan dengan timpaan angin pantai yg MaasyaaAllaah.. Membuat hati tenang..

Namun ada rasa takut dan khawatir dengan kota ini.. Terlebih lagi setelah kejadian gempa dan tsunami di Palu.. Dahulu beberapa tahun yang silam, tepatnya 9 tahun yg lalu, barangkali teman teman masih ingat kejadian gempa Sumbar, kalau tidak salah pusat gempa nya berada di kota Pariaman.. Banyak korban jiwa di daerah ini.. Tidak terhitung rumah yg hancur akibat gempa.. Allaahul musta'aan..

Tulisan ini, saya tulis.. Karena akhir akhir ini pikiran saya ke kota kampung halaman kami ini.. Disana ada satu festival budaya yang dijadikan pariwisata daerah.. Nama festival itu adalah TABUIK..
 
Perayaan tabuik pariaman ini, diselenggarakan selama 10 hari, mulai dari tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram..

Dulu saya pun sering hadir dalam perayaan ini.. Seseruan aja.. Karena ramai dan banyak hiburan.. Tapi setelah saya paham bagaimana sebenarnya tentang perayaan ini, saya mulai khawatir, dan kemudian melarang saudara saudara saya untuk mendatangi acara tsb..

Saya baru paham, bahwa acara tabuik ini ternyata adalah bentuk perayaan untuk mengenang al hasan dan khususnya husain Radhiyallaahu 'anhum.. Cucu cucu nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wasallaam.. Sayangnya perayaan ini diangkat dari budaya agama SYI' AH.. dari sumber yg saya baca, dahulu orang syiah iran banyak yg berdagang ke wilayah Bengkulu hingga Pariaman..

Banyak sekali prosesi adat yang harus dilalui dalam perayaan ini, mulai dari membuat daraga, rumah untuk membuat tabuik yg disimbolkan sebagai kuburannya hasan dan husain, yg ditutupi oleh kain putih, pengambilan tanah yg dibungkus dengan kain putih, disimbolkan sebagi jenazah hasan dan husain.. Sampai pada tanggal 7 Muharram mereka meratapi kematian hasan dan husain, sambil menangis terisak isak.. Hingga mengangkat Tabuik itu seprti layaknya perang di Karbala, tanah sucinya kaum syiah.. Sehingga muncul kalimat "Hoyak husen".. 

Dan kemudian di akhiri pada tanggal 10 Muharram tepat saat matahari terbenam, atribut tabuik dan makanan yang ada didalamnya dibuang ke laut, Pantai yang ada dibelakang rumah kami penuh dengan lautan manusia.. Kemudian berebutanlah umat manusia mengambil bagian bagian tabuik yang terbuang ke laut tadi, dan mereka banyak yang meyakini bahwa potongan tabuik ini bisa menjadi jimat penglaris dagangan.. Allaahul musta'aan..

Saya tidak tau, apakah mereka tidak paham apa itu syi'ah.. Suatu agama yang sangat menjijikkan.. Yang membenci Rasulullaah sholallahu 'alaihi wasallam, membenci ibunda kaum mukminin Aisyah Radhiyallaahu' anha, dan menyebut beliau sebagai pelacur, membenci para sahabat nabi, namun sangat berlebihan menyanjung Ali bin abi tholib Radhiyallaahu 'anh, mengaanggungkan husain dengan berlebihan..

Apa mereka belum paham bahwa budaya ini diadopsi dari kaum syi' ah laknatullah.. Yg meratapi kematian hasan dan husain.. Sementara Allaah melarang ummatnya untuk meratapi orang yang telah meninggal..
عنْ أَبِى مَالِكٍ الأَشْعَرِى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ : النِّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْ تِهَا، تُقَامُ يَوْمَ القِيَا مَةِ، وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانِ، وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
“Dari Abu Malik Al-Asy’ary Radahiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, Apabila wanita yang meratap tangis tidak bertaubat sebelum dia meninggal, maka dia akan dibangkitkan pada hari kiamat, dan ditubuhnya dikenakah jubah yang penuh ‘ter dan zirah’ yang penuh penyakit kudis” (H.R. Mulim, ahmad dan ibnu majah)
إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangisan keluarganya padanya” (HR. Bukhari no. 1286 dan Muslim no. 927).

Apa mereka tidak sadar kalau budaya ini sudah jatuh kepada kesyirikan yang mengundang murka ALLAAH AZZA WAJALLA..

Ya Allaah.. Sungguh aku khawatir kampung kami akan tertimpa musibah seperti Palu.. Engkau yaa Rabb sudah berulang ulang mengingatkan kami, menegur kami.. Semoga pemimpin kami di Sumatera Barat khususnya Bapak gubernur kami bapak Irwan Prayitno bisa mengevalusi budaya yang satu ini.. Dan semoga masyarakat kami, saudara saudara kami di Sumatera Barat, bisa mengambil pelajaran dari setiap musibah yang Allaah tegur kita dengannya..

Dan semoga Allaah senantiasa menjaga bumi minang dalam lindunganNya, menjauhkan dari segala kejelakan yang terbungkus dengan nama budaya islam..

Tulisan di ahad pagi,  Oktober 2018 / ٢١ محرم
Saat hati gelisah dengan negriku
Ummu Mujaahid Bintu sholih Alfadaniyyah

Tidak ada komentar: