Allah telah Menutup Aib dan Dosamu, kenapa sombong ?

Sebenarnya Allah-lah yang telah menutupi aib-aib dan dosamu, sehingga manusia tidak tahu akan kekurangan yang sangat banyak yang telah ada pada dirimu...

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ، وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيْمٌ
"...Kalau bukan karena karunia Allah dan (juga) rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun di antara kamu yang bisa bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya..."
(QS. An-Nuur [24] : 21)

Ketahuilah, dengan sebab amal yang sangat sedikit dan sederhana yang telah Allah Ta'ala tampakkan kepada orang lain, sehingga orang pun akhirnya menghargai dan menghormati, serta memuji dan memuliakan dirimu...

kenapa sombong ?

Ketahuilah, bahwa para ulama itu sangat layak untuk mendapatkan pujian, tetapi justru mereka merasa sangat tidak pantas untuk dipuji dan dikagumi, bahkan mereka pun tidak pernah untuk memuji dirinya sendiri...

(1). Muhammad bin Waasi' rahimahullah berkata :

"Seandainya dosa itu memiliki bau, maka tidak seorang pun dari kalian yang sanggup mendekatiku"
(Al-Waro' no. 527)

(2). Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :

"Wahai sekalian manusia, sungguh aku akan memberikan nasihat kepada kalian, padahal aku bukanlah orang yang paling shalih dan yang paling baik di antara kalian. Sungguh aku memiliki banyak maksiat dan tidak mampu untuk mengontrol dan mengekang diriku supaya selalu taat kepada Allah....." (Tafsir al-Qurthubi 1/410)

(3). Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata :

"Jika ada yang mengetahui orang yang tidak ikhlas ( orang yang riya’ ), maka lihatlah pada diriku"
(Ta’thirul Anfas hal 299)

(4). Ibnul Mubarak rahimahullah berkata :

"Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku tidak termasuk dari mereka. Dan aku membenci orang-orang thalih (pelaku dosa dan maksiat), meskipun sebenarnya aku lebih jelek dari mereka"
(Hilyatul Auliyaa' VIII/170)

(5). Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:

"Kami memang termasuk orang-orang yang memiliki banyak sekali kekurangan, andaikan bukan karena Allah yang telah menutupinya, tentu telah terbongkar aib-aib kami" (Hilyatul Auliyaa' IX/181)

(6). Yahya bin Ma’iin rahimahullah berkata :

مَا رَأَيْتَ مِثْلَ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ صَحِبْنَاهُ خَمْسِيْنَ سَنَةً مَا افْتَخَرَ عَلَيْنَا بِشَيْءٍ مِمَّا كَانَ فِيْهِ مِنَ الصَّلاَحِ وَالْخَيْرِ
"Aku tidak pernah melihat yang seperti Ahmad bin Hanbal, kami telah bersahabat dengannya selama 50 tahun, sama sekali ia tidak pernah membanggakan sesuatupun yang merupakan bagian dari keshalihan dan kebaikannya" (lihat Hilyatul Auliyaa’ IX/181)

(7). Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata :

كان السلف يجتهدون في أعمال الخير ويَعدُّون أنفسهم من المقصرين المذنبين ، ونحن مع إساءتنا نعدّ أنفسنا من المحسنين
"Dahulu para ulama Salaf sungguh-sungguh dalam mengerjakan amal-amal kebaikan, walaupun demikian mereka menganggap diri mereka termasuk orang-orang yang banyak kekurangan dan banyak dosa, sementara kita dalam keadaan buruknya perbuatan kita namun kita justru menganggap diri kita termasuk orang-orang yang baik !" (Al-Hikam al-Jadirah bil Idza'ah hal 49)

(8). Imam al-Utsaimin rahimahullah berkata :

"Hari-hari berlalu, sementara aku tidak tahu apakah aku (dianggap) semakin dekat kepada Allah atau semakin jauh dari Allah ?" (Al-Qaulul Mufid I/150)

اللهم إن كنت شهرتني في الدنيا لتفضحني في الآخرة فاسلبه مني
"Ya Allah, jika Engkau menjadikan diriku terkenal di dunia untuk Engkau bongkar aibku kelak di akhirat nanti, maka cabutlah ketenaran itu dariku"

Ustadz Najmi Umar Bakkar
artikel salamdakwah.com

Tidak ada komentar: