kematangan dalam bersikap Imam Malik rahimahullah

Ada satu kisah yang disampaikan Imam Al Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala berdasarkan riwayat Ibnu Abdil Bar.

Suatu ketika, Imam Malik menerima surat dari seorang ahli ibadah Abdullah al-Umari: mengajaknya untuk mengedepankan ibadah dan uzlah dari keramaian.
Imam Malik membalas surat tersebut dengan mengatakan: "Sesungguhnya Allah membagi peran sebagaimana membagikan rejeki.

kematangan dalam bersikap Imam Malik

Betapa banyak orang yang dibukakan pintu kemudahan (memperbanyak) shalat, tidak dibukan pintu kemudahan untuk (banyak) puasa.
Begitu pula yang lainnya dibukakan pintu kemudahan bersedekah, tidak dibukakan pintu kemudahan puasa.
Ada juga yang dibukakan pintu jihad.
Mengajarkan ilmu termasuk perbuatan baik yang paling mulia. Saya pun ridha dengan pintu kemudahan yang Allah bukakan untuk diri saya.
Saya tidak berpikir bahwa dengan peran yang saya lakukan itu cukup tanpa ada peran anda. Saya berharap kita semua dalam kondisi baik."
Tanggapan Imam Malik mengajarkan kepada kita tentang kedewasaan dan kematangan dalam bersikap. Manusia itu beragam kemampuan, kecenderungan dan saling membutuhkan.
seorang ahli hadits belum tentu mengerti ekonomi. Seorang ahli fikih belum tentu menguasai politik dan seorang ahli sejarah belum tentu menguasai ushul fiqh. Seorang pakar maqashid belum tentu menguasai seluk beluk perencanaan dan kebijakan publik. seorang yang ahli dalam menuLis belum tentu faham dalam masalah prmosi dan menjuaL.
oleh karena itu adanya orang yang pakar daLam kegiatan mempromosikan karya para uLama sangat patut untuk kita syukuri
semoga bermanfaaat

Tidak ada komentar: