Mengesakan Allah dalam Perbuatan-Nya

1. yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yang kemudian disebut oleh para ulama dengan “Tauhid Rububiyah”. Maksudnya yaitu kita sebagai manusia harus meyakini bahwa Allah melakukan perbuatan-perbuatan khusus yang hanya Dia saja yang bisa melakukannya, adapun selain Allah maka tidak ada satupun yang bisa melakukannya. Sehingga apabila ada orang yang meyakini bahwa selain Allah ada yang bisa berbuat seperti Allah, berarti dia telah berbuat kesyirikan. Karena berarti dia telah menganggap selain Allah itu seperti Allah, maka sama saja dia telah menjadikan tandingan bagi Allah. Mari kita simak penjelasan berikut ini:

Mengesakan Allah dalam Perbuatan-Nya

Di antara kekhususan perbuatan Allah yang harus kita yakini adalah bahwa tidak ada yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta mengatur alam semesta kecuali hanya Allah saja. Maka apabila seseorang meyakini atau menganggap selain Allah ada yang bisa menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta mengatur alam semesta, berarti dia telah menjadikan tandingan bagi Allah, dia telah berbuat kesyirikan.

Allah ta'ala berfirman:

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kalian tidak bertakwa kepada-Nya?’” (QS. Yunus [10]: 31)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Dia-lah Allah ta'ala satu-satunya yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu, yang tidak ada satu nikmatpun yang dirasakan oleh seorang hamba kecuali berasal dari-Nya. Juga tidak ada yang mendatangkan satu kebaikan pun kecuali Dia, tidak ada yang menolak satu keburukan pun kecuali Dia. Dia yang memiliki nama-nama yang indah (asma’ul husna) dan sifat-sifat yang sempurna lagi agung, agung lagi mulia.” (Taisirul Karimir Rahman hal. 340)

Sehingga dengan demikian, meyakini jimat-jimat atau rajah-rajah bisa melancarkan rizki seperti melariskan dagangan adalah kesyirikan, meyakini sajen-sajen bisa membuat hasil panen pertanian dan perkebunan melimpah adalah kesyirikan, meyakini pawang atau semisalnya bisa menurunkan hujan adalah kesyirikan, meyakini sapu lidi, bawang merah dan cabe bisa menolak turunnya hujan adalah kesyirikan.

Demikian pula kita harus meyakini bahwa tidak ada yang bisa menyembuhkan orang sakit kecuali hanya Allah ta'ala saja. Apabila seseorang meyakini selain Allah bisa menyembuhkan berarti dia telah berbuat kesyirikan.

Allah ta'ala telah berfirman:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit; maka Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-Syu’ara [26]: 80)

Adapun dokter, maka ia hanya sebagai penyebab saja dan tidak bisa menyembuhkan, sehingga para dokter jangan sampai merasa sombong.

Demikian pula kita harus meyakini bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan musibah dan menolak bencana kecuali hanya Allah subhanahu wa ta'ala saja. Apabila seseorang meyakini ada selain Allah yang bisa mendatangkan musibah atau menolak bencana, berarti dia telah berbuat kesyirikan.

Allah ta'ala berfirman:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: ‘Allah.’ Katakanlah: ‘Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?’ Katakanlah: ‘Cukuplah Allah bagiku.’ Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. az-Zumar [39]: 38)

Allah ta'ala juga berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus [10]: 18)

Maka mempercayai bahwa jimat-jimat bisa menolak bahaya adalah syirik. Percaya bahwa hari-hari tertentu, bulan-bulan tertentu atau angka-angka tertentu bisa mendatangkan kesialan adalah syirik. Meyakini bahwa memberikan sesaji di tempat-tempat tertentu bisa menolak bencana adalah kesyirikan. Meminta bantuan, keselamatan, atau kekuatan kepada jin adalah kesyirikan, dan contoh-contoh lain yang semisalnya dengan meyakini selain Allah bisa berbuat seperti Allah maka semuanya adalah kesyirikan.

Bahkan Allah ta'ala berfirman tentang orang-orang yang minta bantuan kepada jin:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. al-Jin [72]: 6)

Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Channel Telegram @ahsanary

Tidak ada komentar: