Penyimpangan aqidah dari pernyataan "Jika Rokok Diharamkan"

Sering didengar orang berkomentar, “jika Rokok diharamkan, lalu bagaimana nasib jutaan rakyat Indonesia yang hidup bergantung dari rokok, para petani tembakau, para pedagang dan para buruh di pabrik rokok, apakah ULama bisa memberi mereka makan?

Andai komentar ini berasal dari non muslim mungkin permasalahan tidak terlalu besar karena mereka memang tidak mau mengerti bahwa rezki mereka berasal dari Allah. Yang paling mengenaskan, sebagian umat isLam ikut mendendangkan komentar tersebut. 

Jika Rokok Diharamkan

Padahal pernyataan ini mengandung kesyirikan merusak tauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa rezki mereka bergantung kepada rokok dan bukan kepada Allah. Jangankan seorang muslim, orang jahiliyah saja yakin bahwa Allah semata yang member mereka rezki, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka pasti akan menjawab: "Allah". Yunus 31

dinukiL dari buku harta haram muamaLat kontemporer

Tidak ada komentar: