Perbedaan Tipis Menghadiri Jenazah dan Walimah yang ada kemungkaran

Imam Ahmad rahimahullah berkata:

Barang siapa yang menghadiri sebuah Jenazah kemudian dia melihat sebuah kemungkaran yang tidak mampu dia hilangkan, maka jangan dia meninggalkan Jenazah tersebut.

Dan barang siapa yang diundang ke sebuah walimah pernikanahan dan dia melihat sebuah kemungkaran yang tidak mampu dia hilangkan (seperti ikhtilat, musik, biduan, judi, ritula syirik dll), maka hendaknya dia meninggalkan walimah tersebut.

Menghadiri Walimah yang syari

Ibnul Qoyyim bertanya kepada Ibnu Taimiyah tentang perbedaan kedua perkara tersebut.

Maka ibnu Taimiyah menyebutkan perbedaan yang sangat tipis:

● Dikarenakan menghadiri Jenazah merupakan hak sang mayit yang tidak boleh digugurkan sebab perbuatan mungkar yang dilakukan oleh orang yang hidup.

● Adapun mendatangi walimah merupakan hak sang pemilik rumah, maka kalau dia melakukan kemungkaran sungguh dia telah menggugurkan haknya untuk dipenuhi undangan walimahnya.

sumber vb.alaqsasalafi.co
قال ابن القيّم رحمهالله في "إعلام الموقّعين.." (6/ 120):
"وقد نصّ الإمام أحمد على أنّ الرجل إذا شهد الجنازة فرأفيها منكرًا لا يقدر على إزالته
أنّه لا يرجع، ونصّ على أنّه إذا دعي إلى وليمة عرس فرأى فيها منكرًا لا يقدر على إزالته أنه يرجع، فسألت ُشيخنا عن الفرق؟
فقال: لأنّ الحقّ في الجنازة للميت، فلا يُترك حقُّه لما فعله الحيّ منالمنكر، والحقّ في الوليمة لصاحب البيت، فإذا أتي فيها بالمنكر، فقد أسقط حقّه من الإجابة"

Tidak ada komentar: