Samakah Zakat dengan beras dan Peringatan Maulid ?

Dalil zakat dengan Beras:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كُنَّا نُخْرِجُ إِذْ كَانَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ كُلِّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ حُرٍّ أَوْ مَمْلُوكٍ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ
dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup, kami membayar zakat fithrah untuk setiap orang, baik anak kecil maupun dewasa, merdeka maupun budak, yaitu satu sha' MAKANAN atau satu sha' keju, atau satu sha' gandum, atau satu sha' kurma atau satu sha' anggur kering. (HR. Muslim : 1641)

Zakat dengan beras

Dalam hadits tersebut terdapat kata "Satu Sha' Makanan", maka semua manusia yg waras pasti tau kalau beras itu adalah makanan, bukan minuman.

Dalil Peringatau Maulid:

Tidak ada satupun hadits Shahih yang menyatakan bahwa Rasulullah dan Para Sahabat nya melakukan peringatan Ulang Tahun Rasulullah.

Maka dalil yang tepat adalah :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak." (HR. Muslim : 3241)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini (Agama) yang tidak ada perintahnya maka perkara itu tertolak". (HR. Bukhari : 2499).

Saudaraku... Sekedar Hafal saja tidak Cukup, kita perlu Paham agama ini.

Sehingga tidak tepat kalau zakat dengan Beras diqiyaskan dengan perayaan maulid.

Abu Asyfiya

Tidak ada komentar: