Syarat Dibolehkannya mukim di negeri/Wilayah mayoritas kafir

Terdapat perbedaan pendapat para ulama berkenaan berpindahnya seorang muslim ke negeri/wilayah yang mayoritas bukan beragama islam (kafir). namun pendapat yang paling mendekati kepada kebenaran adalah dibolehkan mukim di negara kafir dengan 3 syarat ini yang harus diketahui dan diamalkan

1. hendaklah mampu menampakkan syiar keislamannya
2. hendaklah dirinya aman dari kerusakan agamanya
3. hendaklah dia pastikan bisa menjaga keluarga dan anak anaknya dari kerusakan (aqidah dan pergaulan)

mukim di negeri/Wilayah mayoritas kafir

jika kecemasan dan prasangkanya mengarah kepada potensi buruk, maka terlarang. bahwasanya selayaknya seorang muslim tidak menetap di negara kafir kecuali memang terdapat maslahat jika dia bermukim di negeri tersebut seperti mendakwahkan islam, mengajar, atau perkataannya dan keberadaannya punya pengaruh baik untuk citra islam di masyarakat tersebut.

dilarang keras jika tujuan bermukim di negeri kafir dengan tidak mempedulikan/tidak ambil pusing syarat dibolehkan bermukim di negeri kafir sebagian atau keseluruhannya seperti dalam hal mencari pekerjaan dan memperluas jangkauan bisnis dan lainnya. 

didapati sebagian kaum muslimin lebih memilih menetap ke negara kafir, ini adalah keputusan yang gegabah jika tidak peduli dengan 3 syarat dibolehkannya bermukim di negara kafir.

barangsiapa yang melanggar salah satu atau keseluruhan syarat dibolehkannya menetap di negara kafir, sungguh dia telah jatuh ke dalam dosa besar dengan membiarkan dirinya berkubang dalam bahaya. bagaimanapun dia tetaplah berstatus muslim yang belum layak dikafirkan kecuali telah tampak pada dirinya pelanggaran berat yang mengharuskannya keluar dari koridor islam. allahu mustaan

Diterjemahkan secara bebas oleh Atri Yuanda Elpariamany
(jika ada kesalahan terjemah harap wapri admin)

sumber bacaan http://www.saaid.net

وتجوز الإقامة في بلد الكفر على الصحيح من أقوال أهل العلم بشروط:
1- أن يكون قادرا على إظهار شعائر الدين.
2- أن يأمن الفتنة على دينه.
3- أن يأمن الفساد على أهله وولده .

فإن خشي ذلك وغلب على ظنه فلا يجوز ، ومع ذلك فإن الأحوط للمؤمن عدم الإقامة في بلد الكفر إلا أن تكون المصلحة راجحة في بقائه كاشتغاله بالدعوة والتعليم وله كلمة وتأثير في الناس .

ولا يجوز مطلقا الإقامة في بلد الكفر مع انتفاء الشروط أو بعضها لغرض طلب الرزق والتوسع في المعاش أو غير ذلك ، وقد فرط بعض المسلمين هداهم الله ، ومن فعل ذلك فقد ارتكب جرما عظيما وعرض نفسه للخطر وهو باق على دينه لا يكفر إلا إذا حصل منه ما يوجب ردته والله المستعان

Tidak ada komentar: