Zuhud sikap yang dicintai Allah dan manusia

عَنْ أَبِـي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ : أَتَىَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِِ ! دُلَّنِـيْ عَلَـىٰ عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا ، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاسُ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ
Dari Abul ‘Abbâs Sahl bin Sa’d as-Sa’idi Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Wahai Rasulullâh! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.” HR. Ibnu Mâjah no. 4102

Zuhud sikap yang dicintai Allah dan manusia

Kandungan hadits

1. Zuhud adalah sikap hati yang yakin terhadap apa yang ada di sisi Allah Azza wa Jalla itu lebih baik daripada apa yang ada di tangannya sendiri. Sikap ini muncul dari keyakinannya yang kuat karena Allah Subhanahu wata'ala menjamin rezeki seluruh makhluknya

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfûzh).” [QS. Hûd/11:6]

2. Orang Zuhud orang yang rela dengan ketentuan Allah Subhanahu wata'ala, sehingga tidak akan mudah kecewa, sedih, putus asa, dsb., Karena Yang disisi Allah Subhanahu wata'ala diyakini lebih utama, abadi dan berharga. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal [an-Nahl/16:96]

3. Jika seorang hamba mendapatkan musibah pada dunianya, misalnya usahanya bangkrut, hartanya habis, anaknya meninggal dunia, teman nya menjauh, dan lain sebagainya, maka ia lebih senang kepada pahala musibah tersebut daripada dunianya yang hilang itu kembali lagi. Sikap seperti ini muncul karena keyakinannya yang penuh pada qadha dan qadar Allah Subhanahu wata'ala.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata dalam doanya,

اَللّٰــهُـــمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَـحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُـهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا…
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari perbuatan maksiat kepada-Mu; Anugerahkan kepada kami ketaatan kepada-Mu yang akan menghantarkan kami ke surga-Mu; Dan anugerahkan kepada kami keyakinan yang membuat kami merasa ringan atas seluruh musibah dunia ini. HR. Abu Dâwud.

4. Setiap bencana yang menimpa di bumi dan menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfûzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kau tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” [al-Hadîd/57:22-23]

5. Bagi orang zuhud pujian dan celaan dari orang tidak ngefek, selama berada di posisi baik dan benar.

يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ
Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang mencela. [al-Mâidah/5:54]

Tidak ada komentar: