Pengunaan Kata "KAMI" Dalam Al-Qur'an - Ustadz Firanda Andirja, M.A

Pertanyaan

Dalam Al Qurān kadang-kadang Allāh mengatakan “Aku”, terkadang “Kami”, lalu apakah ada bedanya ?

Jawaban

Jawabannya ini kembali kepada bahasa arab karena Al Qurān diturunkan dengan bahasa arab yang nyata.

Oleh karenanya jangan seperti perkataan orang-orang nasrani yang mengatakan lihat dalam Al Qurān juga Allāh mengatakan kami, berarti 3 atau lebih. Ini tidak benar, tidak pernah dipahami oleh orang-orang Arab yang mengerti bahasa arab.

Oleh karenanya seandainya Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam Al Qurān mengatakan mengatakan

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ 
“Allāh Maha Esa” 

dan Allāh menyatakan Allāh mengingkari orang-orang nasrani yang mengatakan Allāh satu dari yang 3, Allāh Subhānahu wa Ta’āla ingkari.

Seandainya perkataan Allāh Subhānahu wa Ta’āla kami itu banyak, maka orang-orang musyrikin akan menolak Al Qurān, namun tidak seorangpun orang musyrikin bahkan Abu Jahl atau Abu Lahab tidak pernah mempersolakan masalah ini. Kenapa?

Karena mereka paham bahasa arab tidak menunjukkan hal itu. Kami ini dalam bahasa Indonesia juga ada, kami tidak musti banyak kami maknanya pengagungan kamilah yang telah membangun atau kamilah yang telah melakukan semuanya.

Kami maksudnya apa ? Pengagungan, meskipun satu orang. Jadi dalam bahasa Indonesia pun, kami maknanya pengagungan.

Terkadang Allāh mengatakan Kami maksudnya malaikat. Contohnya apa? Tatkala Allāh mengajarkan membaca Al Quran kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, waktu malaikat jibril membacakan Al Quran kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla :

{فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ} [القيامة : 18]
“Jika kami bacakan surat tersebutmaka ikutilah bacaannya.”

Padahal yang mentalqin malaikat Jibril. Jadi Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan Kami maksudya para malaikat.

Jadi kami artinya pengagungan meskipun satu dan terkadang artinya para malaikat.

Seperti seorang gubernur yang mengatakan kami yang membangun kota ini, bukan dia yang membangun, tapi siapa ? Anak buahnya. Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan :

{فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ} [القيامة : 18]
“Kalau kami baca qurān maka ikutilah”

Padahal yang membaca malaikat Jibril, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi jangan terpedaya dengan orang-orang nasrani yang mengatakan “lihat kalian juga mengakui tuhan tiga”, mana tiga? Tidak ada, Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Esa.

{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)} [الإخلاص : 1-4]
“Katakanlah Allah Maha Esa”

Saya ulangi, seandainya perkataan kami “nahnu-nahnu” itu artinya plural atau banyak, maka sudah dijadikan dalil untuk dipermasalahkan oleh orang-orang musyrikin Arab yang mereka pandai berbahasa arab.

Ternyata mereka tidak mempersoalkan, yang mempersoalkan yang tidak mengerti bahasa arab.

Wallāhu a’lam bishshawāb

Link Video : https://youtu.be/3Za6fWxH7YI



Disediakan juga dalam bentuk audio untuk memudahkan

Kami membuka kesempatan kepada seluruh anggota grup Dirosah Islamiyah yang ingin berkontribusi dan berdonasi untuk operasional dan pelaksanaan program kegiatan Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad.

Infaq & Donasi hanya melalui rekening BNI Syariah
| Kode Bank 427 | No.Rek 7070787899
| Atas Nama : Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad

Mohon setelah transfer konfirmasi via WA ke : 08380-600-0003

Tidak ada komentar: