Perjalanan Hidayah Amir Muhadith (Dulu rapper Loon)

Di Amerika Serikat, nama Bad Boy Records amatlah kesohor sebagai label rekaman yang mengusung aliran musik rap. Salah satu penyanyi yang pernah bernaung di bawah payung label itu adalah Loon. Loon merupakan nama panggung Chauncey Lamont Hawkins.

Bersama dengan pemilik Bad Boy Records yang juga rapper Amerika, Sean John Diddy Combs, dan penyanyi Usher, Loon sukses berkolaborasi membawakan single berjudul I Need a Girl pada 2002. Dalam waktu singkat, single yang menjadi lagu pertama dalam album bertajuk We Invited The Remix itu langsung menduduki posisi keempat tangga lagu Billboard Hot 100.

Sejak saat itulah karier Loon di dunia musik sebagai seorang musisi rap—mulai berkibar. Ketenaran dan pundi-pundi uang pun diraih dengan mudah. Di balik hidup yang glamor dan ketenaran itu, Loon mengaku tidak pernah merasakan kepuasaan.

Materi yang melimpah, kesuksesan, serta popularitas tak bisa membuat hidupnya tenang. Seberapa keras berupaya, Loon mengaku tak merasakan kedamaian di dalam dirinya. Hidupnya kemudian berubah setelah mengenal Islam. Ia menemukan sebuah kedamaian yang tak pernah dirasakan sebelumnya.

Perjalanan Hidayah Amir Muhadith

Rapper kelahiran Harlem, New York, 20 Juni 1975, itu pun berbulat tekad untuk mengucapkan dua kalimah syahadat. Ia mengaku menemukan kebahagiaan dalam Islam.

"Setelah memeluk Islam, ia pun mengganti nama yang diberikan orang tuanya menjadi Amir Junaid Muhadith. Loon bekerja di luar sistem diri saya, ujarnya mengenang sosoknya saat menyandang nama Loon ketika bergabung dengan Bad Boy Records.

Sekarang aku bahagia menerima Islam dan menemukan kedamaian dalam hati, sesuatu yang selalui saya cari dalam bisnis musik. Terima kasih kepada Islam sehingga saya mampu melengkapi pencarian dan kini saya sangat merasa damai. Bad Boys sudah usai. Saya kini dapat Anda panggil ‘good boy’, paparnya dalam suatu kesempatan wawancara dengan stasiun TV Al Jazeera.

Amir menemukan cahaya Islam dua tahun lalu, tepatnya pada Desember 2008 silam ketika melakukan tur ke Dubai, Uni Emirat Arab. Selama berada di Dubai, ia dibuat terkagum-kagum dengan budaya kaum Muslimin di sana. Ketika di Dubai, ia mendengar lantunan azan dan melihat orang-orang bergerak menuju masjid-masjid terdekat untuk menunaikan shalat.

Mereka terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja, ungkap Amir. Melihat fenomena yang luar biasa itu, timbullah sebuah pertanyaan dalam benaknya tentang hakikat agama Islam. Apakah Islam itu hanya khusus diperuntukkan untuk bangsa Arab atau untuk semua manusia?’’ ucapnya.

Ia pun mencari tahu. Sampai akhirnya, Amir mendapat jawaban yang komprehensif bahwa Islam adalah agama untuk semua manusia tanpa membedakan keturunan, suku, dan bangsa.

Setelah berpikir mendalam, Loon pun memutuskaan untuk menerima Islam sebagai keyakinan barunya. Sejak saat itu ia berubah total. Saya tinggalkan dunia musik secara total. Saya keluar total dari komunitas di mana saya habiskan hidup saya sebelumnya selama 17 tahun, tuturnya.

Kini, Amir alias Loon merasa bahagia. Betapa tidak, ia sudah menikmati dan merasakan ketenangan batin setelah memeluk Islam. Sesuatu yang telah lama dirindukannya. Harta, ketenaran, serta gaya hidup glamor tak mampu mendatangkan kedamaian. Saya merasa bertambah tenang lagi setelah istri dan anak juga masuk Islam,’’ ujarnya sembari tersenyum.

Sebelum memeluk Islam, Loon adalah seorang penganut Kristen. Ia tumbuh besar di lingkungan terisolasi (ghetto) khusus kulit hitam di Harlem, New York. Ia kemudian menjadi anggota geng jalanan, hingga membentuk grup musik bergenre rap dan Hip Hop, dan akhirnya menemukan cahaya Islam.

Kabar masuknya Loon ke dalam Islam mendapat slot khusus dalam tayangan Al Jazeera, satu-satunya stasiun jaringan berita independen di Timur Tengah. Dalam pernyataannya kepada publik, Loon mengatakan kedamaian dari dalam hanya bisa diperoleh dengan menyerahkan diri kepada satu tuhan.

Hidup untuk sesudah mati, bukan untuk kehidupan saat ini, adalah kepuasan dalam meyakini, memuja, dan memohon kepada Allah, ucapnya dengan penuh keyakinan. Itulah mengapa saya mempraktikkan agama Islam yang indah.

Ketika akhirnya memeluk Islam, sempat muncul pertanyaan apakah Loon masih akan mengejar karier sebagai penyanyi rap? Saat ini saya fokus mempelajari Islam dan memperluas pengetahuan tentang cara hidup Islam, paparnya. Berada di posisi yang memengaruhi, saya pertama-tama harus mampu melindungi diri sendiri.’’

Setelah menjadi mualaf, semangat Loon untuk belajar dan mengenal Islam lebih mendalam semakin bertambah. Dalam dirinya tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Untuk merealisasikan tekadnya ini, Loon kemudian memilih untuk bergabung dengan lembaga dakwah Islam Kanada, bidang penyebaran Islam.

Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya, ucapnya.

artikel republika.com

Tidak ada komentar: