Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'iy.. | Lulus dengan 2 Gelar

[Lulus dengan 2 Gelar, Sidang Tesis Magister yang Outstanding]

“Seorang ‘alim hendaknya memposisikan murid2nya laksana putra2 mereka sendiri.”, nasehat Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily -hafizhahullaah-.

Beliau melanjutkan, “Demikianlah yang kami dapati dari para salaf dan guru2 kami. Di antara mereka adalah Syaikh Muqbil Al Wadi’i -rahimahullaah-. Beliau merupakan seorang imam, di antara para imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”

Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'iy

Beliau pun menuturkan betapa kagumnya Beliau terhadap pribadi Syaikh Muqbil yang luar biasa, dari mulai ketawadhu’an, perhatian yang tinggi terhadap murid-murid Beliau, ilmu yang luar biasa, dan yang terpenting adalah tekad yang kuat, cita-cita yang tinggi dibarengi kesungguhan dalam mewujudkannya.

“Bayangkan ikhwah! Berawal dari seorang penjaga gedung yang menemukan sebuah kitab ringkas tentang tauhid. Allah memberi taufik kepada Beliau untuk membacanya, hingga timbullah dalam diri Beliau rasa cinta yang mendalam terhadap ilmu.

Beliau terus belajar, membaca, hingga Allah takdirkan Beliau diterima di Universitas Islam Madinah.
Kala itu, masih diperbolehkan bagi mahasiswa untuk kuliah di 2 fakultas sekaligus. Beliau pun mengambil 2 fakultas dalam 8 semester, yaitu Fakultas Syari’ah dan Fakultas Da’wah. Lulus dengan hasil sempurna dari keduanya, lalu melanjutkan ke magister. Subhaanallaah.

Saat sidang tesis, pengujinya mengatakan : Demi Allah, andai memungkinkan bagi kami untuk memberikan gelar magister dan doktoral dalam sekali sidang, kami akan anugerahkan pada anak ini gelar magister dan doktoral sekaligus! 

Kemudian Beliau kembali ke Yaman, ke kampung halaman Beliau untuk berdakwah, dan Allah berkehendak untuk memberkahi dakwah Beliau disana. Ribuan murid telah Beliau didik dengan penuh keikhlasan dan perhatian yng tinggi tanpa mengharap apapun, selain ridha Allah ta’ala.
Beliau sering kali mengatakan di hadapan murid-muridnya : (Aku adalah orang yang paling banyak putranya di antara kalian.) Beliau tidak dianugerahi putra kandung, namun yang Beliau maksud adalah murid-murid Beliau, yang selalu Beliau perlakukan laksana putra-putra sendiri.

Ada yang tidak paham pelajaran, Beliau datangi dan jelaskan hingga paham. Ada yang sakit, Beliau jenguk di kamarnya. Dan banyak lagi tuturan-tuturan dari murid-murid Beliau yang menunjukkan kadar Beliau yang tinggi, sebagai seorang ‘alim yang ikhlas, perhatian terhadap thullaab, bersahaja, dan sangat tawadhu’.”

Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily mengakhiri penuturan Beliau tentang kisah Asy-Syaikh Al ‘Allaamah Muqbil bin Hadi dengan sebuah nasehat :

“Maka dari itu ikhwah, jangan pernah ada seorang pun di antara kita yang meremehkan dirinya sendiri dan merasa tidak percaya diri. Teruslah giat dalam menuntut ilmu, walau halangan itu besar dan terjal! Senantiasalah ikhlas, dan jaga kesungguhan dalam menuntut ilmu, Allah akan mengangkat derajatmu. Janganlah ketenaran dan kemasyhuran yang menjadi tujuan! Namun, ikhlaslah! Sungguh-sungguhlah! Dan yakinlah dengan firman Allah :

يرفع الله الذين آمنوا منكم و الذين أوتوا العلم درجات

[Diringkas dan diterjemahkan dari wejangan Asy-Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily -hafizhahullaah- di akhir dars Beliau, Sabtu, 29 Shafar 1439 H di Masjid Nabawi -harosahullaah]

Semoga Allah merahmati Syaikh Muqbil Al Wadi’i, Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily, dan seluruh ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Semoga Allah menjaga mereka, dan membalas mereka dengan surga-Nya..

Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiikum.

artikel republish

Tidak ada komentar: