Kewajiban Berpegang teguh kepada wahyu keseluruhnya

Bahwa landasan persyariatan demikian pula landasan dalam berdakwah beribadah adalah Alqur'an dan Sunnah yang shohihah. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan dalam Alqur'an untuk mentaati Allah dan Rasulnya.

Allah berfirman:

‎وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Taati Allah dan taati Rasul agar kamu di rahmati." [Al- Imran : 132]

Allah juga berfirman [Az-Zukhruf :43]

‎فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Berpeganglah kepada yang di wahyukan kepadamu."

Allah memerintahkan nabinya untuk berpegangan kepada wahyu. Berarti kalau Rasulullah saja berpegangan kepada wahyu, kewajiban kita adalah untuk berpegang kepada wahyu seluruhnya.

Sedangkan Alqur'an dan hadits adalah wahyu.

Allah juga berfirman [Al-Hujurat :1]

‎بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ
"Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu mendahului Allah dan Rasulnya."

Yaitu mendahului Allah dan Rasulnya dengan akal kita, pemikiran kita, dengan hawa nafsu atau mendahulukan pendapat siapapun diatas Allah dan Rasulnya. Itu semua dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Berpegang teguh kepada wahyu

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Aku tinggalkan kepada kalian 2 perkara. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama berpegang pada 2 perkara tersebut, yaitu Kitabullah dan Sunnahku."

Kata Beliau (Syaikh Al Ubailaan): "Ini sebetulnya penyempurnaan dari kaidah yang pertama.
Bahwa tidak akan di terima di sisi Allah kecuali apabila sesuai dengan apa yang di turunkan oleh Allah dalam Alqur'an dan Sunnah. Kalau tidak sesuai dengan apa yang di turunkan, maka itu tertolak.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Barang siapa yang beramal setengah suatu amalan yang dengan tidak ada perintah kami, maka itu tertolak."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kalian."

Allah tidak mengatakan, dan taati ulil amri. Karena ketaatan kepada ulil amri — dan ulil amri yang dimaksud di sini ulama dan umaro — Ketaatan kepada mereka mengikuti ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.

Para ulama berkata: Allah memerintahkan manaati Allah, manaati Rasulnya dan menaati Ulil Amri dari kalangan ulama dan umaro.

Dan yang di maksud dengan ulil amri adalah ulama dan Umaro

Tapi ketaatan kita kepada ulil amri itu apabila sejalan dengan perintah Allah dan rasulnya.

Bukan dalam perkara yang menyelisihi perintah Allah dan perintah rasulnya.

Karena tidak boleh kita menaati mahluk untuk memaksiati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka inilah ya akhowati islam dasar kita dalam beraga, di dalam ibadah, dalam berdakwah.

Di dalam persyariatan semuanya harus berdasarkan kepada Alqur'an, yang kedua berdasarkan kepada hadits yang shohih.

Wallahu a'lam

Penulis : Ustadz Abu Yahya Barusalam Lc, حفظه الله تعالى

Editor : Abu Dirga hafizhohullah

Tidak ada komentar: