ANTARA "MLOROTI UMMAT ISLAM" DAN "PANEN DOSA"

⚫ Lagi-lagi, Paham Pendiri Syiah Merasuki Dai-Dai “Sunnah”

Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi hafizhahullahu menukil ucapan dari kata pengantar majalah Al-Ashalah edisi 38 tahun 1423 H:

(السلفيون الأصفياء لا الأدعياء)
Salafiyun sejati bukan imitasi adalah mereka yang tidak memprovokasi massa (untuk menjatuhkan martabat/kedudukan) pemimpin kaum muslimin mereka untuk sampai kepada tujuan tertentu.

Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullahu berkata: Mencela pemimpin kaum muslimin dibawah kedok amar ma’ruf nahi mungkar merupakan bid’ah sabaiyyah yang dipelopori oleh Abdullah bin Saba’ untuk memecah belah barisan kaum muslimin dan untuk menyalakan api fitnah diantara mereka. Dan hasil dari bid’ah tersebut adalah terbunuhnya khalifah kaum muslimin Utsman Bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Abdullah bin Saba’ Al-Yahudi berkata: Mulailah kalian untuk mencela pemimpin kalian, tampakkan amar ma’ruf nahi mungkar serta pengaruhi massa dan serulah mereka kepada hal ini.

Beliau juga berkata: Mencela pemimpin kaum muslimin dan menyibukkan diri dengan caci maki terhadap mereka serta menyebarkan aib mereka merupakan suatu kesalahan besar dan kejahatan yang buruk yang telah dilarang oleh syariat dan dicela pelakunya.

Mencela pemimpin

Sungguh sangat memprihatinkan jika ada yang masih mengaku dai ahlussunnah mengikuti doktrin/ajaran Abdullah bin Saba’ Al-Yahudi yang merupakan pelopor pendiri kelompok Syiah Rafidhah dan sekte Sabaiyyah (dari sekte-sekte Khawarij).

Yang aneh ada web di internet yang dimiliki oleh dai “sunnah” yang suka membantah syiah tapi dia juga mengikuti ajaran pelopor syiah dalam mencaci maki pemimpin kaum muslimin. Dan beberapa saat yang lalu ada oknum dai “sunnah” yang memvonis pemimpin kita panen dosa. Tapi setelah dibantah, dia mendustakan ucapannya yang terang benderang mencela person pemimpin. Ini seperti orang yang mendustakan matahari di siang bolong. Aqidah dan akhlak (dusta) nya mengikuti Abdullah bin Saba’. Na’udzubillahi.

Kalau tadi itu sang junior, sekarang seniornya (dalam kerancuan dan penyimpangan) tampil dengan mengatakan tentang pemimpin kita sekarang dengan ucapannya: "Adapun yang itu sudah TERBUKTI MLOROTI UMMAT ISLAM”.

Pernah suatu hari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu hadir di pidatonya seorang pemimpin kaum muslimin yang memakai baju transparan. Kemudian ada seorang yang dijuluki Abu Bilal mengatakan: Lihatlah kepada pemimpin kita ini dia memakai pakaian orang-orang fasik. Maka Abu Bakrah berkata: Diam kamu. Aku mendengar Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang menghinakan pemimpin kaum muslimin di atas muka bumi ini maka Allah akan menghinakannya”. (HSR. Tirmidzi)

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: Para senior sahabat Nabi telah melarang kami, mereka berkata: Jangan kalian mencela pemimpin kalian, jangan berbuat curang kepada mereka dan jangan membenci mereka. Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, karena perkara itu sudah dekat. (HR. Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah 2/488)

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Sesungguhnya awal kemunafikan seorang hamba adalah celaannya kepada pemimpin kaum muslimin. (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman 7/48).

Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullahu berkata: Barangsiapa yang mengira bahwa mencela dan memperolok pemimpin kaum muslimin itu bagian dari agama Allah dan termasuk mengingkari kemungkaran dan yang semisalnya, maka dia telah tersesat, berkata tentang agama Allah tanpa ilmu dan berfatwa tentang syariat tanpa haq. Bahkan dia telah menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ucapan para salaf.

Wajib bagi yang mengetahui nash-nash yang terang benderang diatas untuk melarang orang-orang yang mencela pemimpin kaum muslimin sebagai bentuk hisbah dan nasihat untuk kaum muslimin.

Inilah yang dilakukan oleh para ulama yaitu menjaga lisan (& tulisan) mereka dari mencela pemimpin kaum muslimin serta menyuruh manusia untuk juga menjaga lisan mereka dari mencaci maki pemimpin mereka. Hal ini karena ilmu mereka yang mengantarkan kepada perbuatan tersebut.

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullahu berkata: Menanamkan kebencian dan kedengkian di dalam hati rakyat terhadap pemimpin kaum muslimin merupakan perbuatan para perusak dan provokator yang menghendaki tersebarnya kekacauan dan perpecahan…memecah belah pemimpin dan rakyatnya merupakan perbuatan orang-orang munafik yang merusak di atas muka bumi ini.

Allah berfirman: 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: Jangan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah yang memperbaiki. (QS. Al-Baqarah : 11)

------------------------------
[1] Inilah istilah yang diingkari dan dipermasalahkan oleh orang jahil murakkab/kuadrat tentang manhaj itu, hingga dia pun pernah memposting pengumuman kajian dai-dai kondang yang sesat di medsosnya dan berkumpul dengan dai-dai lintas aqidah dan manhaj serta merekomendasi mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar kepada dai syubhat bin sesat di ponpesnya. Na’udzubillahi min dzalik

[2] As-Salafiyyah Limaadza hal. 65 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi.

[3] Mu’amalah al-Hukkam fi dhaui al-kitab wa as-sunnah hal.163-164.

[4] Idem hal.145.

[5] Dan dia pun tidak malu dan tidak segan untuk menjadi jurkam partai politik serta politikus jadi-jadian.

[6] Mu’amalah al-hukkam hal.159-160.

[7] Al-Ajwibah Al-Mufiidah hal. 132-133 oleh Syaikh Shalih bin Fauzan.

Tidak ada komentar: