Miris, Masjid Palestina di Wilayah Israel Diubah Jadi Klub Malam

Sebuah masjid Palestina berusia berabad-abad di Safed, kota di distrik utara Israel, telah diubah menjadi sebuah bar. Masjid Al-Ahmar dibangun pada 1276. Awalnya, masjid itu bernama al-Ahmar dan kemudian diubah menjadi Khan al-Ahmar.

Sejak 1948, masjid itu telah beberapa kali beralih fungsi. Masjid warga Palestina tersebut sempat digunakan sebagai sekolah Yahudi. Selanjutnya, masjid itu beralih fungsi menjadi pusat kampanye pemilihan umum. Bangunan masjid kemudian digunakan sebagai toko pakaian.

Masjid Palestina di Wilayah Israel

Kini, menurut kantor berita al-Quds al-Arabi, bangunan masjid tersebut akan beralih fungsi menjadi sebuah bar dan aula acara. Menurut kantor berita tersebut, masjid itu diubah menjadi sebuah bar dan ruang pernikahan oleh perusahaan yang berafiliasi dengan kotamadya Safed di Israel.

Sekretaris Sumbangan Islam Tiberias dan Safed (Safed and Tiberias Islamic Endowment), Khair Tabari, mengatakan pihaknya telah berupaya menyelamatkan masjid tersebut selama bertahun-tahun. Ia meminta agar Masjid Al-Ahmar dikembalikan kepada lembaga amal itu. Saat ini mereka tengah menantikan keputusan dari pengadilan Nazareth.

"Saya merasa pusing ketika saya melihat vandalisme di dalam masjid, seperti yang dapat dilihat, di mana sisa-sisa ayat-ayat Alqur'an dihapus dari mimbar dan digantikan oleh Sepuluh Perintah dalam bahasa Ibrani," kata Tabari kepada al-Quds al-Arabi, dilansir dari The New Arab, Senin (15/4).

Sejarawan bernama Dr Mustafa Abbasi mengatakan, bahwa masjid tersebut memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang luar biasa.

"Masjid Al-Ahmar mendapatkan namanya dari batu merahnya. Hari ini, masjid ini digunakan dalam berbagai cara tetapi bukan sebagai ruang shalat bagi umat Islam," kata Abbasi, yang merupakan penduduk asli Safed.

Tidak hanya Masjid al-Ahram, adapula masjid bersejarah lainnya di kota Safed yang memiliki kisah serupa. Masjid Yunani telah diubah menjadi galeri seni. Masjid yang dibangun pada 1319 itu telah dilarang untuk digunakan sebagai tempat ibadah.

Ribuan warga Palestina, termasuk keluarga dari Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, pindah dari rumah mereka saat mereka melarikan diri dari Safed pada 1948. Hingga akhirnya, pasukan paramiliter Yahudi mengambil kendali kota tersebut. Sehingga, saat ini tidak ada populasi Arab yang signinfikan di Safed. Abbas sebelumnya pernah mengatakan tentang Safed kepada media Israel.

"Saya mengunjungi Safed sebelumnya, sekali. Saya ingin melihat Safed. Itu hak saya untuk melihatnya, tetapi tidak untuk tinggal di sana," kata Abbas. (republika.com)

Tidak ada komentar: