10 Adab Ketika Di Masjid (penting untuk yang i'tikaf)

10 Adab Ketika Di Masjid

1. Membaca doa masuk masjid ketika masuk masjid

Sebagaimana hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل المسجد صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي ، وافتح لي أبواب رحمتك
“Biasanya, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam masuk ke dalam masjid beliau bershalawat kemudian mengucapkan: Rabbighfirli Dzunubi Waftahli Abwaaba Rahmatik (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukalah untukku pintu-pintu Rahmat-Mu)” (HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).

2. Membaca doa keluar masjid ketika keluar dari Masjid

Sebagaimana kelanjutan hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:

وإذا خرج صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب فضلك
“Dan ketika beliau keluar dari masjid, beliau bershalawat lalu mengucapkan: Rabbighfirli Dzunubi, Waftahlii Abwaaba Fadhlik (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukalah untukku pintu-pintu keutamaan-Mu)” (HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).

3. Menutup aurat dan berhias ketika berada di masjid

Allah Ta’ala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Wahai manusia, gunakanlah perhiasanmu ketika memasuki setiap masjid” (QS. Al A’raf: 31)

As Sa'di menjelaskan:

أي: استروا عوراتكم عند الصلاة كلها، فرضها ونفلها، فإن سترها زينة للبدن، كما أن كشفها يدع البدن قبيحا مشوها. ويحتمل أن المراد بالزينة هنا ما فوق ذلك من اللباس النظيف الحسن
"Maksudnya: tutuplah aurat kalian ketika shalat, baik shalat wajib atau pun shalat sunnah. Karena dengan menutup aurat, itu menghiasi badan, sebagaimana jika membiarkannya terbuka itu memperburuk tampilan. Dan ayat ini juga mengandung makna yang lebih dari itu, az ziinah dalam ayat ini bisa bermakna pakaian yang baik dan bersih" (Tafsir As Sa'di).

4. Hilangkan bau-bau yang tidak sedap sebelum ke masjid

Karena bau-bau yang tidak sedap akan mengganggu orang lain yang sedang beribadah. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ، وَالثُّومَ، وَالْكُرَّاثَ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
"Barangsiapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau daun bawang, maka jangan dekati masjid kami. Karena para Malaikat terganggu dengan hal-hal yang bisa mengganggu manusia" (HR. Bukhari no.855, Muslim no.564).

Tidak terbatas pada bau makanan di atas, namun semua yang berbau hendaknya dihilangkan seperti bau badan, bau rokok, bau keringat, dan semisalnya.

5. Hendaknya membanyak dzikir dan doa kepada Allah di dalam Masjid

Allah Ta'ala berfirman:

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang" (QS. An Nur: 36).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّما بُنِيَ هذا البَيتُ لذِكرِ اللهِ والصَّلاةِ
“Sesungguhnya masjid ini adalah untuk berdzikir kepada Allah dan untuk shalat” (HR. Ibnu Hibban no. 985, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil 1/190).

Maka ketika berada di masjid perbanyak aktifitas ibadah dan perbanyak ingat akhirat.

6. Jauhkan diri dari perkara maksiat dan juga hendaknya tidak menyibukkan diri dengan perkara duniawi di masjid

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

سيكونُ في آخرِ الزمانِ قومٌ يَجْلِسونَ في المساجدِ حِلَقًا حِلَقًا أمامَهم الدنيا فلا تُجَالِسُوهُم فإنَّهُ ليسَ للهِ فيهم حاجَةٌ
“Akan ada di akhir zaman, kaum yang duduk di masjid membuat halaqah-halaqah, namun pembicaraan utama mereka adalah masalah dunia. Maka jangan duduk bersama mereka, karena Allah tidak butuh kepada mereka” (HR. Ibnu Hibban no.6761, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 1163).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan hadits ini:

التحدث في المساجد إذا كان في أمور الدنيا والتحدث بين الإخوان والأصحاب في أمور دنياهم إذا كان قليلاً لا حرج فيه إن شاء الله، أما إذا كثر يكره
“Bicara di masjid mengenai urusan duniawi di antara saudara-saudara sesama Muslim, jika hanya sedikit saja, maka tidak mengapa insyaAllah. Namun jika terlalu banyak maka makruh”.

Dan perbuatan maksiat, dosanya dilipat-gandakan jika dilakukan di tempat yang mulia seperti masjid, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:

المعاصي في الأيام المفضلة والأمكنة المفضلة تُغلَّظُ وعقابها بقدر فضيلة الزمان والمكان
"Maksiat yang dilakukan pada hari-hari yang memiliki keutamaan atau pada tempat-tempat yang memiliki keutamaan itu dilipat-gandakan dosanya. Kadar lipat ganda dosanya itu sesuai dengan kadar keutamaan waktunya atau tempatnya tadi" (Majmu' Al Fatawa, 34/180).

7. Tidak boleh mengumumkan barang hilang di dalam masjid

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ سَمِعَ رَجُلًا يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ : لَا رَدَّهَا اللَّهُ عَلَيْكَ ؛ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا
“Barangsiapa yang mendengar seseorang mengumumkan barang hilang di masjid, maka katakanlah kepadanya: semoga Allah tidak mengembalikan barang tersebut kepadamu. Karena masjid tidak dibangun untuk itu” (HR. Muslim no.568).

Jika ingin mengumumkan barang hilang, maka lakukanlah di luar masjid, atau sampaikan kepada orang satu-per-satu tanpa meninggikan suara.

8. Hendaknya tidak berteriak-teriak atau meninggikan suara di masjid

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

ألا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضاً، ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة
"Ketahuilah sesungguhnya setiap kalian sedang bermunajat kepada Rabb-nya, maka jangan saling mengganggu satu sama lain, dan jangan meninggikan suara satu sama lain dalam membaca (Al Qur'an)" (HR. Abu Daud no. 1332, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Jika meninggikan suara untuk membaca Al Qur'an saja dilarang oleh Rasulullah, maka bagaimana lagi meninggikan suara untuk shalawatan, pujian-pujian, demikian juga tertawa terbahak-bahak dan meninggikan suara ketika berbicara dengan orang lain.

9. Shalat tahiyyatul masjid ketika memasuki masjid

Dari Abu Qatadah As Sulami radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ
"Jika kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat" (HR. Bukhari no. 444, Muslim no. 714).

10. Tidak boleh melakukan jual-beli dan juga iklan serta promosi di masjid

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا رأيتُم من يبيعُ أو يبتاعُ في المسجدِ، فقولوا : لا أربحَ اللهُ تجارتَك . وإذا رأيتُم من ينشدُ فيه ضالة فقولوا : لا ردَّ اللهُ عليكَ
“Jika engkau melihat orang berjual-beli atau orang yang barangnya dibeli di masjid, maka katakanlah kepada mereka: semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perdaganganmu. Dan jika engkau melihat orang di masjid yang mengumumkan barangnya yang hilang, maka katakanlah: semoga Allah tidak mengembalikan barangmu” (HR. At Tirmidzi no. 1321, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no. 573).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

البيعُ والشِّراءُ والتَّأجيرُ والاستئجارُ محرَّمٌ في المسجد، لأنَّه ينافي ما بُنِيَتْ المساجِدُ من أجلِه
“Menjual, membeli, menyewakan, menawarkan sewaan, semuanya haram dilakukan di masjid, karena ini menafikan tujuan masjid dibangun (yaitu untuk ibadah, pent.)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 33/22).

Wallahu a'lam.

Join channel telegram @fawaid_kangaswad

Tidak ada komentar: