Kisah Hijrah Seorang Agen Asuransi | Janji Allah Itu Nyata

Cerita ini berawal ketika biduk rumah tangga yang kubangun pada akhirnya harus kandas ditengah jalan (mungkin perceraian ini salah satu akibat dari harta haram, karena suamiku bekerja sebagai marketing di salah satu perusahaan leasing).

Sebelumnya, tidak pernah terpikir olehku akan bekerja menjadi agen di sebuah perusahaan asuransi, terlebih diriku sudah pernah mendengar bahwa asuransi itu haram, akan tetapi karena masih belum terlalu jelas dimana letak keharamannya, ditambah terdesak oleh keadaan ekonomi, mengharuskanku mencari cara agar terus bisa survive, bertahan bukan hanya untuk diriku, tapi juga untuk buah hatiku, karena mantan suamiku tak mampu dan melepaskan diri dari tanggung jawabnya untuk menafkahi anak-anak.

Semenjak bekerja di asuransi, banyak kemudahan dan bantuan yang aku dapatkan dari sisi materi, terutama dari orang-orang sekitar, mungkin karena mereka tau statusku.

Tanpa terasa sudah setahun aku bekerja, tapi lama-kelamaan ada kehampaan yang mulai terasa, sempat terpikir tidak mungkin untuk terus hidup begini, terkadang aku merasa seperti dimanfaatkan, karena untuk melobi ke kantor-kantor calon nasabah, temanku selalu mengandalkanku dengan alasan dengan membawaku, calon nasabah lebih mudah tertarik melihat tampilan dan cara bicaraku, sampai Kepala Cabang pun juga sering mengajakku pergi prospek ke kantor-kantor pemerintahan yang penting dengan alasan yang sama, belum lagi karena tuntutan profesi mengharuskanku sering nongkrong di berbagai tempat, rasanya waktu terbuang untuk hal-hal yang tidak berguna.

Kisah Hijrah Seorang Agen Asuransi

Alhamdulillah Allah menggerakkan hatiku, sehingga pada akhirnya timbul perasaan malas untuk terus melanjutkan bekerja di sana dan mulai sering tidak datang ke kantor, dan tidak aktif lagi.

Tahun pertama bekerja di asuransi, anakku yang kecil mulai masuk Sekolah Dasar, karena biayanya yang lumayan besar, sementara penghasilan yang aku dapatkan tidak mencukupi, aku pun memberanikan diri untuk meminjam uang ke Bank. Satu tahun berjalan, aku masih bisa membayar pinjaman walaupun sesekali telat, akan tetapi begitu memasuki tahun kedua, karena sudah mulai tidak aktif bekerja, aku pun mulai kewalahan, bahkan sampai menunggak selama tiga bulan. Aku benar-benar pusing menerima telpon dari pihak Bank, benar-benar tidak ada yang bisa bantu saat itu, dan tidak ada penghasilan sama sekali.

Saat itulah ada teman sesama kuliah dulu yang tiba-tiba menelpon, bertanya kabar dan aku ceritakan semua masalah yang sedang aku hadapi. Alhamdulillah temanku ini aktif mengikuti kajian, dia mengajakku untuk menghadiri pengajian-pengajian, meyakinkanku bahwa Allah pasti akan membantu kalau aku benar-benar berniat mau berubah kearah yang lebih baik, meninggalkan semua yang dilarang Allah. Saat itu diriku benar-benar tersentuh dan mengikuti sarannya, mulai hadir ke kepengajian, dan benar-benar ingin merubah hidupku.

Aku bertanya ke temanku itu, dimana bisa mendapatkan pinjaman tanpa bunga, karena aku ingin sekali segera terbebas dari hutang riba ini. Pihak bank pun sudah memberi keringanan untuk membayar pokoknya saja sebanyak tujuh juta rupiah.

Temanku mengatakan kalau pinjaman uang sepertinya tidak ada, karena pinjaman syariah pun biasanya berbentuk barang. Temanku lantas berinisiatif mencoba untuk menanyakan ke Admin salah satu Grup WhatsApp. Admin pun menceritakan tentang kondisiku di grup, dan MasyaAllah dalam waktu hanya lebih kurang tiga menit saja, ada seseorang yang ingin membantuku tanpa harus dicicil atau dikembalikan. Merinding rasanya ketika aku membayangkan kembali saat itu, sungguh pertolongan Allah itu benar-benar nyata buatku, jika Allah sudah berkehendak apapun bisa terjadi.

Akhirnya sekitar 3 bulan yang lalu, tepatnya Desember 2018 kuputuskan untuk resign dari asuransi walau apapun resikonya. Walaupun mulai dari Manajer dan Kepala Cabang tidak mengizinkan, tapi tekadku sudah bulat, bahkan aku pun sudah menutup 2 rekening tabungan konvensional yang aku miliki, termasuk salah satunya rekening yang biasa digunakan untuk menerima transferan komisi asuransi.

Alhamdulillah, sampai saat ini diriku terus belajar untuk istiqomah menghadiri kajian, karena di dalam majelis ilmu aku benar-benar menemukan kenyamanan dan membuatku tidak lagi risih untuk berpakaian secara syar'i.

Doakan semoga aku bisa terus memperbaiki diri, lebih sempurna dalam menjalani syariat Allah dan terus berada di jalan hidayah ini, aamiin.

Sahabat, jangan pernah merasa setelah hijrah hidupmu akan baik-baik saja, harus lebih kuat menghadapi hari-hari kdepan, karena saat dirimu sudah memutuskan untuk hijrah, itu bukanlah akhir, tapi justru awal dari perjuangan, perjuangan ke arah yang lebih baik.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2).

Tapi ingatlah bahwa selalu ada jalan keluar atas setiap kesulitan yang kita hadapi, bahkan setiap satu kesulitan terdapat dua kmudahan,

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Selamat berjuang!

Dumai, Ahad, 22 Sya'ban 1440 H/ 27 April 2019, 20.34 WIB

Lucky Andrean Sanusi (Seperti yang diceritakan pelaku kepada penulis)
Follow Us: https://m.facebook.com/syariahmovement/

Tidak ada komentar: