Betulkah Wahabi Adalah Musyabbihah dan Mujassimah?

Wahabi Adalah Musyabbihah

Diantara tuduhan sebagian kalangan yang sangat populer sejak dulu hingga sekarang adalah ucapan mereka bahwa Ahli Sunnah, Salafiyyun atau Wahhabi dengan gelar Musyabbihah & Mujassimah, karena dianggap mempunyai Itiqad yang bertentangan dengan mereka, antara lain karena Wahabi mengatakan bahwa Allah di atas langit, sedangkan mereka mengatakan bahwa Allah di mana-mana.

Izinkanlah kami memberikan sanggahan atas tuduhan ini:

Pertama: Tuduhan Usang

Tuduhan seperti sudah tidak aneh lagi bagi kami karena memang demikianlah kebiasaan mereka semenjak dahulu hingga sekarang. Semoga Alloh merahmati imam Abu Hatim ar-Razi yang telah mengatakan:

وَعَلاَمَةُ أَهْلِ الْبِدَعِ : الْوَقِيْعَةُ فِيْ أَهْلِ الأَثَرِ وَعَلاَمَةُ الْجَهْمِيَّةِ أَنْ يَسُمُّوْا أَهْلَ السُّنَّةِ مُشَبِّهَةً
"Tanda ahli bid’ah adalah mencela ahli atsar. Dan tanda Jahmiyyah adalah menggelari ahli sunnah dengan Musyabbihah". (Syarh Ushul Itiqad Ahli Sunnah wal Jamaah Al-Lalikai 1/204, Dzammul Kalam al-Harawi 4/390, Aqidah Salaf Ashabul Hadits as-Shabuni hlm. 304).

Ishaq bin Rahawaih juga mengatakan:

عَلاَمَةُ جَهْمٍ وَأَصْحَابِهِ دَعْوَاهُمْ عَلَى أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ مَا أُوْلِعُوْا مِنَ الْكَذِبِ أَنَّهُمْ مُشَبِّهَةٌ بَلْ هُمُ الْمُعَطِّلَةُ 
"Tanda Jahm dan pengikutnya adalah menuduh ahli sunnah dengan penuh kebohongan dengan gelar Musyabbihah padahal merekalah sebenarnya Muatthilah (meniadakan/mengingkari sifat bagi Alloh)". (Syarh Ushul Itiqad al-Lalikai (937), Syarh Aqidah At-Thahawiyyah 1/85 oleh Ibnu Abi Izzi Al-Hanafi).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: "Kelompok Mutazilah dan Jahmiyyah dan sejenisnya dari kalangan pengingkar sifat, mereka menuduh orang-orang yang menetapkannya dengan gelar Mujassimah/Musyabbihah, bahkan diantara mereka ada yang menuduh para imam populer seperti Malik, SyafiI, Ahmad dan para sahabatnya dengan gelar Mujassimah dan Musyabbihah sebagaimana diceritakan oleh Abu Hatim, penulis kitab Az-Zinah dan sebagainya". (Minhajus Sunnah (2/75)

Kedua: Hakekat Tasybih & Tajsim

Untuk menjawab tuduhan ini, cukuplah bagi kami untuk menukil beberapa ucapan ulama berikut:

1. Imam Nuaim bin Hammad berkata: "Barangsiapa yang menyerupakan Alloh dengan makhlukNya maka dia telah kufur, barangsiapa mengingkari sifat Alloh maka dia telah kufur, dan tidaklah penetapan apa yang Alloh sifatkan pada diriNya atau yang disifatkan Rasulullah disebut tasybih (menyerupakan Alloh dengan makhluk)".

Imam adz-Dzahabi mengomentari ucapan di atas: "Ucapan ini benar sekali. Kita berlindung kepada Alloh dari tasybih dan mengingkari sifat-sifat Alloh".(Siyar A'lam Nubala 10/610).

2. Ishaq bin Rahawaih berkata: "Yang disebut tasybih itu apabila seorang mengatakan: Tangan Alloh seperti tanganku atau pendengaran Alloh seperti pendengaranku, ini namanya tasybih. Adapun orang yang mengatakan sebagaimana yang dikatakan Alloh bahwa Dia punya tangan, pendengaran dan penglihatan, kemudian dia tidak membagaimanakan dan menyerupakan, maka ini tidak disebut tasybih.

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير
ُTidak ada sesuatupun yang serupa denganNya, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. As-Syura: 11) (Lihat Mukhtashar Al'Uluw Hal 278-279)

3. Al Hafizh Ibnu Abdil Barr berkata: "Seluruh Ahlus Sunnah telah bersepakat untuk menetapkan sifat-sifat yang terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah serta mengartikannya secara dhahirnya. Tetapi mereka tidak menggambarkan bagaimananya/bentuknya sifat-sifat tersebut.

Adapun Jahmiyyah, Mu'tazilah dan Khawarij mereka mengingkari sifat-sifat Alloh Subhanahu Wata'ala dan tidak mengartikannya secara dhahirnya. Lucunya, mereka menyangka bahwa orang yang menetapkannya termasuk Musyabbih (kaum yang menyerupakan Alloh dengan Makhluk".(At Tamhid)

Ketiga: Konsekwensi Tuduhan

Kalau memang menetapkan sifat-sifat yang ditetapkan Allah dianggap tasybih/menyerupakan Alloh, maka berarti setiap orang yang menetapkan sifat-sifat bagi Alloh seperti hidup, mampu, mendengar, melihat dan sebagainya, disebut tasybih/menyerupakan Alloh juga, padahal aqidah para ulama salaf semuanya adalah menetapkan semua sifat-sifat Allah dalam Al Quran dan hadits tanpa menyerupakannya dengan makhluk.

Semoga Alloh merahmati seorang yang mengatakan:

فَإِنْ كَانَ تَجْسِيْمَا ثُبُوْتُ صِفَاتِهِ لَدَيْكُمْ فَإِنِّيْ الْيَوْمَ عَبْدٌ مُجَسِّمُ
Bila menurut kalian orang yang menetapkan sifat Alloh adalah mujassim, maka hari ini saya adalah seorang mujassim.

Dahulu, tatkala Imam Syafi'i dituduh sebagai seorang Rafidhah, maka beliau menjawab:

إِنْ كَانَ رُفْضًا حُبُّ آلِ مُحَمَّدٍ فَلْيَشْهَدِ الثَّقَلاَنِ أَنِّيْ رَافِضِيْ
Bila orang yang cinta kerabat Nabi disebut Rafidhi Maka manusia dan jin sebagai saksi bahwa aku adalah Rafidhi.

Mirip dengan ini juga, tatkala banyak orang yang menuding bahwa orang yang bertauhid dan memberantas syirik digelari Wahhabi, maka Syaikh Imran mengatakan:

إِنْ كَانَ تَابِعُ أَحْمَدٍ مُتَوَهِّبًا فَأَنَا الْمُقِرُّ بِأَنَّنِيْ وَهَّابِيْ
Jika pengikut Ahmad (Muhammad) adalah Wahabi Maku aku akui bahwa diriku Wahabi.

Abu Ubaidah As Sidawi

Tidak ada komentar: