Siapa Mayjen Purnawirawan Kivlan Zein ?

Siapa Mayjen Purnawirawan Kivlan Zein ?

Putra dari Keluarga Perantau Minang yang Lahir di Langsa - Aceh, 24 Desember 1946

Putra Minang adalah seorang Tentara Ninik Mamak. Bertindak dengan bijak, seperti menghela rambut dalam tepung.

Purn Jendral Kivlan Zein, lulusan Akademi Militer (Akmil) angkatan tahun 1971. Dia memilih pengabdian di Kesatuan Infanteri, Baret Hijau. Dimulai sebagai Komandan Peleton (1971), kemudian Ki-B Batalyon 753, hingga Danyon (1973). Pada, 1974, pasukan Kivlan berhasil meringkus gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Juga ketika bertugas di Timor Timur, Kivlan dinilai berhasil sehingga mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Dia menjabat Kepala Staf Brigade Infanteri Linud 1/Cilodong/Kostrad (Kasdivif I Kostrad) dengan pangkat Kolonel, (1990). Tahun itu juga dia bertugas di Filipina, memimpin Kontingen Garuda. Lulusan Sekoad 1990 itu berhasil menjalankan tugasnya di Filipina. Terbukti dari penghargaan (medali kehormatan) yang dianugerahkan secara khusus kepadanya oleh Presiden Filipina Fidel Ramos karena Kivlan dinilai berhasil membujuk pimpinan MNLF, Nur Misuari, agar mengakhiri konflik Moro di Filipina Selatan. Kivlan yang memimpin Kontingen Garuda XVII, Pasukan Konga 17 di Filipina juga berperan menjadi pengawas genjatan senjata setelah adanya perundingan antara MNLF dengan pemerintah Filipina.

Setelah itu, dia menjabat Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana, dengan pangkat Brigadir Jenderal. Naik jabatan menjadi Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad, berpangkat Mayor Jenderal dan terakhir menjabat Kepala Staf Kostrad (1998).

Dinamika kariernya terbilang mulus. Kendati tatkala berpangkat mayor, dia sempat menyandangnya selama enam tahun dan letnan kolonel baru dia dapatkan setelah tujuh tahun saat dia bertugas di Timor Timur. Namun, setelah menyandang pangkat kolonel tahun 1994, dia hanya butuh waktu 18 bulan untuk naik menjadi jenderal (bintang satu) dan kemudian berakhir dengan pangkat jenderal bintang dua dalam jabatan Kepala Staf Kostrad.

Kivlan memiliki talenta kepemimpinan yang terasah sejak kecil. Sebelum masuk Akmil, Kivlan sempat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Raja Pejuang Batak melawan Kolonialis Belanda Sumatera Utara. Kala itu, dia memilih Fakultas Kedokteran karena ingin mengabdikan diri untuk kehidupan sosial. Saat masih pelajar, Kivlan sudah aktif dalam organisasi. Dia telah bergabung dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (1962). Pada 1965, menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Medan dan Ketua Departemen Penerangan KAMI Medan. Dia juga aktif dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).

10 SANDERA DIBEBASKAN TANPA DARAH, UANG DAN AIR MATA hanya dengan memakai cara Minangkabau.

10 sandra dibebaskan dari tawanan kelompok Abu Sayyaf. Mencengangkan, pembebasan sandra tersebut tanpa uang, air mata, apa lagi darah. Alhamdulillah, sungguh luar biasa.

Adalah Jendral Kivlan Zein, putra Minang pensiunan TNI. Lelaki shaleh dan sangat anti komunis tersebut rupanya jago diplomasi. Saya yakin dan percaya beliau memakai petuah orang tua, mamak dan guru beliau :

" indak ado karuah nan tak amuah janiah, indak ado kusuik nan tak amuah salasai. Duduk surang basampik-sampik, duduak basamo ba lapang-lapang. Aia janiah sayaknyo landai, jalan rayo titian batu, barundiang cadiak jo pandai, paham duo manjadi satu... saukua kato dibulek-i, saukua paham di samokan.

Kalau dibudaya lain, saya lihat tak seperti itu. Misalnya dalam film-filem kisah berbagai peperangan di luar Minang. Ada perselisihan kirim para pendekar (pasukan), bertemu di jalan... lalu 'parang basosoh'.

Kecamuk perang tanpa perundingan akan melahirkan kezaliman demi kezaliman, dendem berketurunan dan menjadi beban sejarah.

Maka kata orang Minang maambiak contoh ka nan sudah maambiak, maambiak tuah ka nan manang. Mengapa orang Minang bisa seperti itu; jawabannya ABS-SBK,Adaik Basandi Syarak,Syarak basandikan Kitabullah.

Karena itu, bila cara-cara Minang ini ditinggalkan akan merugikan bangsa bahkan dunia.

Aku Bangga Menjadi Anak Minangkabau..

Tidak ada komentar: