Tiket Pesawat Mahal, salah Pemerintahkah ?

Tiket Pesawat Mahal

Tiket pesawat mahal? Jangan buru2 menyalahkan pemerintah. Coba cek! Era tiket murah itu berakhir sejak kecelakaan pesawat JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang bulan oktober lalu. Ketika itu banyak pihak, mulai dari politikus dan mungkin juga anda yg saat ini galau dgn kenaikan harga tiket, mengkritik pemerintah yg dianggap abai mengawasi kelayakan pesawat2 berbiaya murah (LCC, Low Cost Carrier). Pemerintah dianggap lalai dan membiarkan maskapai LCC mengorbankan perawatan dan pembelian suku cadang demi menekan biaya operasional agar bisa menjual tiket dengan harga murah.

Mungkin jengah dengan kritikan2 tersebut, Presiden menginstruksikan kemenhub mengkaji peraturan2 terkait LCC. Dikutip dari detik•com, (01/11/2018) Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan: "Mengenai LCC, karena ada instruksi Presiden untuk melakukan pengetatan safety maka kami akan me-review peraturan terkait safety pada semua penerbangan" ... Dan yg terjadi maka terjadilah, tidak hanya soal regulasi safety, pemerintah juga mengevaluasi penetapan batas bawah tarif LCC, yg kemudian berimbas pada kenaikan harga secara umum. Lha ya logis ... Naikan standard safety, maka ya otomatis komponen biaya naik. Si mbah bilang "ono rupo ono rego! ... kinyis-kinyis regane awis"

Setelah itu praktis tdk ada lagi LCC; termasuk maskapai kecilpun akhirnya diakuisisi pemain besar, sehingga praktis sekarang hanya ada duopoli industri penerbangan di tanah air ... si singa terbang dan si burung sakti. Kalau sudah begini, bagaimana bisa tarif turun? Tarif akan dengan mudah mereka berdua kendalikan.

Pelajaran pentingnya? Banyak-banyak lah bersyukur, jangan mudah menyalahkan orang lain atas kemalangan yg kita derita. Kritik sana, kritik sini padahal kita tak tahu apa yg sesungguhnya terjadi, tak tahu juga hikmah sesungguhnya dari musibah itu. Terbukti, kecelakaan pesawat JT 610 itu diakibatkan karena 'design flaw' pada sistem MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) yg diaplikasikan pada Boeing 737Max-8. Terbukti, ada hikmah lain dari naiknya harga tiket pesawat, yaitu berkah kenaikan bisnis yg dirasakan pengusaha organda.

Tak perlu gegayaan ikut mengkritik pemerintah soal tarif pesawat, lha wong biasanya juga cuma mbecak kalau mudik. Samadya wae ... kuwat dilakoni, ra kuwat ditinggal turu, braay!

Tidak ada komentar: