عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ قَالَ وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا فَقَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Sahabat Abu Musa berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena fanatisme?" Beliau lalu menengadahkan kepalanya ke arah orang yang bertanya, karena orang tersebut bertanya sambil berdiri. lalu beliau menjawab: "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat (agama) Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'azza wajalla." Bukhari.
Sobat, jangan mudah mudah memvonis "fulan berjihad, atau mati syahid", baik aparat atau rakyat.
Karena jihad tuh bukan barang yang diobral di pasar loak.
Jihad tuh ada kriterianya, baik yang berkaitan dengan latar belakang allias alasan pelaku berperang, lawan, waktu, tempat, tatacara dan lain sebagainya.
Bila peperangan hanya dikarenakan faktor emosi, atau rebutan kursi, atau rebutan istri, atau sensasi, atau sekedar instruksi apalagi, melawan saudara sendiri sesama anak negri, dan bahkan sesama muslim, maka pantaskah itu disebut jihad ?
Yuk luruskan manhaj berpikir dan sikap kita.
Semangat sih boleh, tapi bila manhaj berpikirnya grusa grusu, sehingga mudah terperdaya oleh penampilan yang serupa dan lupa kalau ternyata walau serupa tetapi tidak sama, maka pasti kesimpulan akhirnya ya cacat.
Manhaj menilai suatu tindakan itu haruslah menyeluruh, diawali dari motivasi perbuatan, kemudian dilanjutkan dengan tatacara pelaksanaan, waktu, tempat dan hal lain terkait.
Bila salah satu persyaratan atau barang kali lebih anda kenal denga sebut term of condition atau yang sering disimbulkan oleh pusat pusat perbelanjaan dengan tanda (bintang kecil) tidak terpenuhi, maka ya tidak boleh dipaksanakan.
Semoga menyegarkan pemikiran.
Sobat, jangan mudah mudah memvonis "fulan berjihad, atau mati syahid", baik aparat atau rakyat.
Karena jihad tuh bukan barang yang diobral di pasar loak.
Jihad tuh ada kriterianya, baik yang berkaitan dengan latar belakang allias alasan pelaku berperang, lawan, waktu, tempat, tatacara dan lain sebagainya.
Bila peperangan hanya dikarenakan faktor emosi, atau rebutan kursi, atau rebutan istri, atau sensasi, atau sekedar instruksi apalagi, melawan saudara sendiri sesama anak negri, dan bahkan sesama muslim, maka pantaskah itu disebut jihad ?
Yuk luruskan manhaj berpikir dan sikap kita.
Semangat sih boleh, tapi bila manhaj berpikirnya grusa grusu, sehingga mudah terperdaya oleh penampilan yang serupa dan lupa kalau ternyata walau serupa tetapi tidak sama, maka pasti kesimpulan akhirnya ya cacat.
Manhaj menilai suatu tindakan itu haruslah menyeluruh, diawali dari motivasi perbuatan, kemudian dilanjutkan dengan tatacara pelaksanaan, waktu, tempat dan hal lain terkait.
Bila salah satu persyaratan atau barang kali lebih anda kenal denga sebut term of condition atau yang sering disimbulkan oleh pusat pusat perbelanjaan dengan tanda (bintang kecil) tidak terpenuhi, maka ya tidak boleh dipaksanakan.
Semoga menyegarkan pemikiran.
Tidak ada komentar: