Poligami dibenci, poligami ditakuti, mengkhayalkan kualifikasi raktisi poligami.

Poligami dibenci, poligami ditakuti

Coba anda bayangkan memiliki 2 atau 3 atau 4 kendaraan. Apalagi memiliki 1 rumah, 1 villa, atau bahkan 2 dan 3 villa. Oke kan? Bahkan siiiip bukan?

Senin pergi dengan mengendarai senia, selasa apansa, rabu lipina dan ahad mengendarai mersi, ada yang masalah?

Selama bisa membelinya, kuat beli bahan bakarnya, bayar pajaknya, ikuti aturan resminya dan ndak kalah penting serpisnya selalu di diler resminya, bahkan anda rajin membelikan asesorisnya, sehingga semua tunggangan anda selaku memendarkan aroma semerbak wangi bukan bau trasi atau ompol bayi, saya kira semua kendaraan anda siip dan menjadi pujian banyak orang.

Namun bila satu kendaraan saja anda pakai BBM oplosan, oli jarang ganti, serpise di pinggir jalan, alih alih asesoris, sekedar dicuci saja jarang, yaa percaya deh kendaraan anda sering mogok, atau bahkan turun mesin.

Dulu orang orang tua sering memberi petuah, kalau engkau pelihara seekor kuda maka siapkan tali yang kuat dan besar untuk mengikatnya agar tidak mudah lepas, namun bila kuda peliharaan anda hanya diikat dengan kedebong pisang, ya jangan salahkan kuda anda bila ia sering kabur.

Petuah ini nampaknya cukup relevan dengan fakta. Dalam bahasa arab, kalung disebut qiladah yang secara bahasa biasanya diartikan dengan tali kekang (kalung).

Nah coba bayangkan bila di lehernya anda lilitkan qiladah seberat 50 Kg, di tangannya anda pasang ring seberat 100 Kg, di kakinya anda sematkan ring berwarna kuning seberat 200 Kg, anda menyibukkannya dengan makanan yang segar nan lezat, lalu anda menempatkannya di istana yang cukup untuk pacuan kuda, dan ia selalu sibuk dengan mandi air 1000 bunga, bersolek di depan kaca, insyaAllah ia lupa untuk ngajak cekcok anda yang lihai menuturkan kata kata semanis madu perjaka.

Renungkan gambaran wanita dalam Al Qur'an:

أومن ينشأ في الحلية وهو في الخصام غير مبين
Apakah orang (wanita) yang dibesarkan bersama perhiasan (pantas menjadi anak Allah) sedangkan ketika beradu argumen ia tidak mampu menjelaskan alasannya. (Az Zukhruf 18)

Silahkan didiskusikan, setuju oke ndak juga siip.

sumber: facebook ustadz arifin badri

Tidak ada komentar: