Sifat AI-Kalam (Berbicara) Allah

Sifat AI-Kalam (Berbicara) Allah

"Dan Allah berbicara kepada Musa dengan langsung." (An-Nisa': 164)

Ayat ini, juga ayat-ayat lain yang disebutkan oleh penulis, menunjukkan bahwa Allah benar-benar berbicara dengan pembicaraan yang sesuai dengan kebesaran-N'ya. Dia subhanahu wa ta'ala berbicara bila Dia menghendaki, tentang apa yang Dia kehendaki, dan kapan saja Dia menghendaki. Dia subhanahu wa ta'ala, benar-benar telah berbicara dengan Al-Our'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan kepada para nabi 'alaihimush shalatu wassalam. Al-Qur'an adalah kalam-Nya subhanahu wa ta'ala, diturunkan, bukan makhluk, bermula dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. 

Bila manusia menulis Al-Qur'an di mushaf atau membacanya, maka hal itu tidak merubah keberadaannya sebagai Kalam Allah. Karena perkataan itu disandarkan kepada siapa yang mengatakannya pertama kali, bukan kepada siapa yang menyampaikannya. Allah telah berbicara dengan huruf-hurufnya dan makna-maknanya, dengan lafazh dari diri-Nya sendiri, tidak sedikit pun dari hal itu yang berasal dari selain-Nya. 

Jadi, Allah subhanahu wa ta'ala berbicara dengan perkataan yang dari segi jenisnya adalah Qodim, akan tetapi dari segi satu persatunya adalah Hadits (baru), dan Dia terus-menerus berbicara dengan huruf, suara, dan perkataan yang didengar oleh siapa saja di antara makhluk-Nya yang Dia kehendaki. Dia subhanahu wa ta'ala akan berbicara kepada orang-orang mukmin pada Hari Kiamat dan sebaliknya mereka berbicara kepada-Nya. Pembicaraan-Nya terjadi dengan dzat-Nya dan merupakan sifat Dzat sekaligus sifat perbuatan, karena itu ia masih dan akan terus berbicara apabila Ia menghendaki, dengan pembicaraan yang sesuai dengan kebesaran-Nya. [43] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: 

"Tidak ada seorang pun di antara kamu, kecuali Rabb-nya akan berbicara dengannya, tanpa perantara seorang penerjemah." [44]

Beliau juga bersabda: Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Wahai Adam! "Adam alaihissalam menjawab, "Kupenuhi panggilan Mu, saya sangat berbahagia menjumpai-Mu, dan segala kebaikan terada di kedua tangan- Mu." Nabi bersabda: Lalu Allah berfirman, "Keluarkanlah utusan naar!" Adam bertanya, "Apakah utusan naar itu ?" Allah menjawab, "Untuk setiap seribu orang, ada 999 orang." Nabi bersabda, "Itulah hari dimana anak kecil beruban, setiap wanita yang hamil melahirkan kandungannya, dan kamu melihat manusia mabuk padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi siksa Allah itu sangat keras." [45]
Bersambung...

AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

KITAB SYARH ‘AL-AQIDAH AL-WASITHIYAH (26)
Karya: Sa’id bin Ali bin Wahfi Al-Qahthaniy

____
[43] "ArRaudhah An-Nadiyah". 146. "Al-Ajwibah Al-Ushuliyah". 93. dan "Syarh Al-Wasithiyah", Al-Haras. hal. 96.
[44] Diriwayatkan Al-Bukhari, "Fathul Bari" XI/377 dan Muslim I/201.
[45] Diriwayatkan Al-Bukhari, "Fathul Bari" XI/377 dan Muslim I/201.
_____
Follow Us: https://m.facebook.com/syariahmovement/

Tidak ada komentar: