Ustadz DR Firanda Andirja : Bahaya Menyebarkan Isu (Berita Hoax)

Bahaya Menyebarkan Isu (Berita Hoax)

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang telah berdosa jika menyampaikan seluruh yang ia dengar”

Kaum muslimin sekalian, waspadalah…!, waspadalah..! jangan sampai kalian ikut berpartisipasi dalam menyebarkan berita-berita yang tidak ada dasar akan kebenarannya, dan tanpa ilmu akan benarnya berita tersebut, karena hal itu termasuk dari ikut menyebarkan kedustaan serta ikut menyampaikan kedustaan.

Allah berfirman tentang sifat-sifat para hambaNya yang bertakwa:
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ (٧٢)
Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kedustaan. (QS Al-Furqoon : 72)

Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim
ألا أخبركم بأكبر الكبائر قالوا بلى يا رسول الله قال الإشراك بالله وعقوق الوالدين وكان متكئا فجلس فقال ألا وقول الزور وشهادة الزور فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت
Maukah aku kabakan kepada kalian tentang dosa terbesar dari dosa-dosa besar ?. Mereka (para sahabat) berkata ; “Tentu wahai Rasulullah”. Beliau berkata ; “Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua”. Tadinya Nabi dalam kondisi berbaring maka lalu beliaupun duduk kemudian berkata : “Dan perkataan dusta, bersaksi dusta”, beliau terus mengulang-ngulangnya hingga kami berkata : “Seandainya jika beliau diam”

Maka menyebarkan berita yang tidak benar serta menyebarkan isu-isu yang tidak ada tali kekangnya merupakan bentuk kedustaan kepada kaum muslimin serta menipu mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Seorang muslim yang sejati adalah yang kaum muslimin selamat dari keburukan lisan dan tangannya” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Menyebarkan berita kosong dan isu termasuk “qiila wa qoola” (katanya dan katanya) merupakan sikap yang ditolak dalam Islam dalam kondisi apapun dan dalam model apapun. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang “katanya dan katanya”, dalam lafal Muslim dari hadits Abu Huroiroh
ويكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Dan Rasulullah membenci dari kalian “Katanya dan katanya”, banyak bertanya, dan membuang-buang harta”

Maka jagalah lisanmu wahai saudaraku, jagalah penamu dan tulisan-tulisanmu dari menyebarkan berita-berita yang tidak ada bukti kebenarannya, maka engkau akan selamat dan mendapatkan pahala. Jika tidak, maka engkau akan terjerumus dalam dosa yang nyata dan kedustaan yang besar …!

Dalam sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوْا
“Seburuk-buruk kebiasaan seseorang adalah menjadikan perkataan “persangkaan mereka” sebagai kendaraannya”

Dan dalam shahih Muslim
من حدث بحديث وهو يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين
“Barang siapa yang menyampaikan suatu pembicaraan dan ia menyangka bahwa pembicaraan tersebut adalah dusta maka ia adalah salah satu dari dua pendusta”

Tidak ada komentar: