Waspada dari Dai Dai Penyeru Ke Neraka Jahannam

Waspada dari Dai Dai Penyeru Ke Neraka Jahannam
Allah ﷻ berfirman :

"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran: 7)

‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا mengatakan : Ketika Nabi ﷺ membaca ayat ini, beliau bersabda : “Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat (yang tidak jelas maksudnya) maka merekalah yang disebut oleh Allah, maka hati-hatilah.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)

Jelaslah, bahwa akan ada dari umat ini orang-orang mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat saja dengan tujuan agar mereka bisa menyelewengkan semau mereka, baik mereka sadari ataupun tidak. Padahal semestinya ayat-ayat yang semacam itu kita fahami maknanya sesuai dengan ayat yang muhkamat (yang sudah jelas maknanya) sehingga tidak terkesan ada pertentangan antara ayat Al Qur`an.

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”

Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?” Beliau berkata : “Ya”

Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan ?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.

Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”

Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab : ”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”

Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”

Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”

Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin ?”
Beliau menjawab : ”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu.” (HR. Bukhari 6/615-616 dan 13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236 beserta Syarh Nawawi. Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Ibnu Majah 2979 dan Ahmad dalam musnad 5/399, 5/391)

Ini adalah perintah untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah serta pemahaman salafush shalih. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ.
“…. Dan barangsiapa yang berumur panjang diantara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang banyak sekali, maka berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru dalam agama karena itu kesesatan. Dan barangsiapa diantara kalian yang mendapatkan hal ini maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa ‘Ar-Rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian….”. (HR. Abu Dawud 4607. Tirmidzi 2676 dan Ibnu Majah 440 dan selain mereka)

Demikian Nabi ﷺ memberitakan akan adanya para da’i yang mengajak ke neraka jahannam, sehingga dalam hadits lainpun beliau mengatakan: “Sesunggguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah *para pemimpin yang menyesatkan.” (Shahih, HR. At-Tirmidzi dan yang lain dari Tsauban z dishahihkan As-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 1582)

Hadits-hadits tersebut menunjukkan perhatian Nabi ﷺ kepada kita di mana beliau sangat mengkhawatirkan kesesatan umatnya dengan sebab mengikuti para da’i yang membawa pemikiran atau ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi ﷺ. Karena inilah penyebab hancurnya agama.

Abdullah bin Al-Mubarak رَحِمَهُ الله mengatakan: “Tidak merusak agama ini kecuali raja-raja, *ulama yang jelek dan ahli ibadah yang jelek.” (Syarh Al-’Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 204)

Oleh karena itu dijelaskan ketika kita mengambil ilmu disebutkan para ulama agar tidak sembarangan. Di antaranya adalah :

1. Ashabur Ra`yi, yaitu orang-orang yang memahami agama dengan rasio mereka. Termasuk di sini adalah orang-orang yang menafsirkan ayat atau hadits dari akal mereka sendiri tanpa merujuk kepada tafsir para ulama.

‘Umar bin Al-Khaththab رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan: “Jauhi oleh kalian Ashabur Ra‘yi, mereka adalah para musuh As-Sunnah. Hadits-hadits Nabi tidak mampu mereka hafalkan, akhirnya mereka mengatakan dengan akal sehingga sesat dan menyesatkan.” (Al-Intishar Li Ahlil Hadits no. 21)

2. Al-Ashaghir, yaitu orang-orang kecil. 

Nabi ﷺ bersabda: “Di antara tanda hari kiamat ada tiga, salah satuya adalah *dituntutnya ilmu dari Al-Ashaghir.” (Shahih atau hasan, HR. Ibnu Abdil Bar dalam Jami’ Bayanil ‘Ilm hal. 612 tahqiq Abul Asybal dan dihasankannya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim Al-Hilali dalam Bashair Dzawisy Syaraf hal. 41)

Abdullah bin Mas’ud رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan : ”Jika ilmu datang dari Al-Ashaghir maka mereka akan binasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilm hal. 616).

Abdullah bin Al-Mubarak رَحِمَهُ الله ditanya tentang makna Al-Ashaghir, ”Beliau menjawab yaitu orang yang berpendapat (dalam masalah agama) dengan pendapat mereka sendiri… yakni ahlul bid’ah”. (Jami’ Bayanil ‘Ilm hal. 612).

Semoga bermanfaat. إِنْ شَاءَ اللّٰهُ

#UstQomarSuaidiLcحفظه الله تعالى
#AbuDanish
@Asysyariah

Tidak ada komentar: