Bendungi Kenakalan Remaja dengan Pendidikan Agama

Bendungi Kenakalan Remaja dengan Pendidikan Agama

Setelah orang tua mengetahui dan memahami kehidupan buah hatinya pada saat remaja serta fitnah yang meliputi mereka, tentu bila mereka dibiarkan, akan berbahaya bagi diri anak sendiri, orang tua serta keluarga. Bahaya ini bukan hanya petaka di dunia yang membuat sedih dan malu, bahkan bisa merusak agamanya sehingga menuju ke jurang neraka. Na'udzubillahi min dzalik.

Untuk itu orang tua harus membekali anak dengan pendidikan islami agar mereka mengerti akidah yang benar, beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, sehingga mampu membedakan muamalah atau pergaulan yang dibolehkan dan yang haram.

Apabila orang tua tidak mampu mendidik mereka karena sebuah udzur semisal keterbatasan ilmu, hendaknya anak disekolahkan yang tenaga pendidik serta materi pelajarannya benar-benar mewarnai anak menjadi anak yang shalih dan shalihah.

Rasulullah telah menjelaskan kepada kita bahwa ilmu yang paling baik, berfaedah, dan yang tidak mengandung kesalahan ataupun bahaya adalah ilmu al-Qur’an dan Sunnah. Beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Paling baiknya kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mau mengajarkannya.” (HR. Bukhari: 5027)

Setelah ilmu, hendaknya anak diperintah untuk beribadah. Sering kita jumpai orang tua kurang memperhatikan ibadah anaknya, baik ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Karena bila remaja ahli ibadah, tentu dia akan jauh dari maksiat, karena orang yang menyibukkan diri dengan ibadah, setan tidak mampu menggodanya. 

Sebaliknya, jika remaja tidak mau pergi ke masjid untuk shalat berjamaah misalnya, tidak mau menyibukkan dirinya dengan ibadah dan amal yang bermanfaat, niscaya waktu akan dikuasai oleh teman hidupnya, yaitu setan yang ada di tubuh mereka. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah salah satu di antara kalian melainkan ditemani oleh 'qorin' dari golongan jin." Sahabat bertanya, “Demikian juga dengan dirimu, Rasulullah?” Beliau menjawab, "Ya. Tetapi Allah menolongku hingga aku selamat (setan tidak mampu menggodaku).” (HR. Muslim: 8/139)

Allah Azza wajalla juga telah mengabarkan kepada kita bahwa setan tidak akan mampu menggoda hamba yang ikhlas beribadah karena Allah. (Lihat QS. al-Hijr: 40)

Maka orang tua harus memotivasi anaknya untuk mengerjakan shalat dan ibadah lainnya, bila perlu menemaninya, agar anak tidak tersibukkan dengan maksiat dan tergoda oleh nafsunya.

Selain itu, orang tua juga hendaknya mengawasi sikap anaknya selama di rumah dan ketika dia sedang berpergian. Apakah ketika anak di rumah dia berbuat sesuatu kemungkaran seperti berhubungan dengan lawan jenis via HP, sedang menulis sesuatu yang membahayakan atau sedang melihat gambar porno atau lainnya? 

Apakah anak malas shalat, malas bangun malam, malas membaca al-Qur’an? insyaaAllah apabila orang tua selalu mengawasi dan menegur sikap anaknya yang keliru, anak akan terjaga fitrahnya dan menjadi anak yang shalih dan shalihah dengan izin Allah, menjadi anak ahli ibadah, berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan mendoakan orang tuanya dan bermanfaat bagi umat.

Sebaliknya, jika orang tua mengabaikan pendidikan putra-putrinya, tak peduli kemana mereka pergi dan dari mana mereka pulang, dengan siapa mereka bergaul, maka kecelakaan dan musibah bukan hanya menimpa dirinya, tetapi anda sebagai orang tua dan kepada umat juga !!.

Maka sebagai bentuk upaya kita agar anak menjadi pribadi yang rabbani; Jauhkan mereka dari teman yang berbahaya, jauhkan mereka dari pergaulan bebas, hindari campur baur dengan yang bukan mahram, awasi mereka dari perangkat yang berbahaya semisal HP dan selainnya, lindungi anak dari lingkungan yang berbahaya dan kurang kondusif, bila memang diperlukan maka ber-hijrahlah mencari tempat yang lebih islami.

Ingat!! selain penyakit fisik, penyakit manusia adalah penyakit syubhat atau kerancauan dan penyakit syahwat. Jaga anak kita dari itu semua!. Semoga Allah menyelamatkan putra dan putri kita dari bahaya syubhat dan syahwat, sehingga menjadi anak yang shalih dan shalihah. Aamiin...

Semoga bermanfaat.

Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc
Diterbitkan oleh: Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: